Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inkoppas Monitor Harga Pasar agar Tetap Terkendali

Inkoppas Monitor Harga Pasar agar Tetap Terkendali Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru Baru 2023 (Nataru) seluruh kebutuhan pokok mengalami kenaikan di berbagai daerah Indonesia.

Hal ini yang dilakukan Inkoppas untuk memastikan ketersediaan selama periode ini dan mengecek  harga-harga di Pasar.

"Monitoring komoditas kebutuhan pokok masyarakat ini dilakukan dengan mengetahui laporan dari para pedagang-pedagang terkait ketersediaan dilapak-lapak pasar," ujar Ketua Hubungan Antar Lembaga, Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Andrian Lame Muhar.

Dia juga menyatakan hari-hari besar itu wajar-wajar saja, yang tidak wajar itu adalah ketika barang itu langka kemarin kan sudah terealisasi beras kita import, dia mengaku dapat info dari Bulog awal Januari akan disalurkan, karena cadangan beras kita sudah mulai menipis, Inkoppas sudah mendorong, dan inkoppas sudah berkirim surat ke bulog untuk melibatkan Inkoppas.

"Kemarin bulog sudah mengimport beras 200 ribu ton, Insya Allah bulan Januari akan di rilis, kemungkinan beras tidak akan langka, kemudian telur yang merangkak naik ke harga  di atas 36.000.

Pihaknya ingin membantu penugasan Pemerintah, melalui koperasi-koperasi pasar di setiap pasar dalam penyaluran beras. Seperti dilakukan di tahun 1996 dan tahun 1998 pihaknya turut membantu menstabilkan harga minyak goreng dan harga beras di pasar.

Andrian berharap tidak terjadi kelangkaan, sehingga harga-harga lain juga masih normal seperti cabai, bawang merah jika ada kenaikan masih wajar.

Yang penting fokusnya barang-barang tersebut tidak langka dulu dipasaran, sehingga nanti jika ada kenaikan karena ada permintaan yang sangat banyak, minimal nanti akan turun kembali secara normal, karena wajar jika kenaikan akan hari raya karena permintaan di pasaran akan meningkat, tapi akan turun kembali jika telah lewat.

"Inkoppas sudah berkomunikasi  dengan pihak-pihak terkait kemudian dengan suplier-suplier dengan bulog juga sudah berkomunikasi agar Inkoppas di libatkan dan BUMN lain juga kami sudah berkomunikasi dan berkirim surat seperti dengan Berdikari dan lainnya agar inkoppas di libatkan dalam penyalurannya," ujar Andrian.

Agar tidak terjadi kelangkaan di pasar- pasar kami, Inkoppas juga membuka pintu ke suplier-suplier agar membantu Inkoppas untuk mensupplai barang-barang ke Inkoppas agar kami dapat menyalurkannya.

Andrian mengutarakan, saat ini yang ke dua masalah daging, daging sapi kita masih kena momok PMK (penyakit mulut dan kulit) dan masih belum selesai, tadi pagi saya sudah rapat di BNPB, dan membahas masalah itu, dan juga membahas masalah revitalisasi pasar juga di BNPB, sehingga kita subtitusi dengan import dan import belum masuk.

"Kemudian terkait bencana alam juga, daerah-daerah sumber sayur-mayur terdampak karena gempa kemarin, kemudian dampak lainnya rata- rata semua itu karena semua proses di hulunisasinya Pemerintah kurang sergap untuk menyelesaikan itu," ujar Andrian.

Sedangkan penompang di hulunya Pemerintah adalah bulog dan bulog sendiri masalah beras masih beda data antar bulog dengan Kementrian Pertanian.

Dia berharap Pemerintah memperhatikan, sehingga dari petani jika harus import harus melihat data apakah kita kurang untuk bulan ini atau kurang tidak untuk tahun ini sehingga cepat di ambil tindakan, jika sudah menjadi langka dan harga sudah naik, maka akan terjadi ketidak percayaan masyarakat terhadap Pemerintah mengenai penstabilan harga- harga bahan pokok tersebut.

Untuk kebutuhan Nataru barang-barang di pasar kami masih aman, tapi pedagang kami berhati- hati kenapa berhati-hati? Karena pedagang kami masih melihat stabilitas stok mereka, jangan sampai nanti banyak membeli dan di keluarkan semua.

Justru di bulan berikutnya tidak bisa jualan, jadi sampai saat ini masih aman tapi harga jadi tinggi, karena kelangkaan barang-barang karena permintaan banyak sehingga harga jadi tinggi tapi sampai saat ini stok aman.

"Yang masih belum aman adalah beras, tapi saya rasa sudah banyak pasokan dari sentra- sentra beras dari Jawa Barat,  Sulsel, dan masuk juga dari NTB. Saya berharap aman-aman saja, sampai saat ini belum ada isu-isu yang sangat siknifikan mengenai kelangkaan," tutup Andrian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: