Minoritas, Muslim di Kanada Kerja Sama dengan Gereja buat Tempat Beribadah
Umat Islam di Okotoks, Alberta, Kanada, kini akhirnya memiliki tempat untuk beribadah. Sebelumnya, mereka harus melakukan perjalanan menuju selatan Calgary atau sejauh High River untuk sholat Jumat.
Kini komunitas tersebut telah bekerja sama dengan Okotoks United Church. Keduanya telah setuju menyewa tempat komunitas itu untuk setiap sholat Jumat beberapa waktu ke depan.
Kerja sama ini juga menunjukkan komunitas Muslim yang berkembang di wilayah tersebut kini memiliki titik fokus, serta tempat berkumpul yang telah hilang selama bertahun-tahun.
“Sangat penting bagi saya ketika saya pindah ke sini enam bulan lalu dari Toronto. Itu (tempat berkumpul) satu hal yang saya lewatkan,” kata salah satu Muslim Okotoks, Salam Akhtar, dikutip di CBC, Selasa (27/12/2022).
Dengan dukungan dari komunitas yang luas di Calgary, ia menyebut Muslim setempat akhirnya dapat menemukan ruang mereka. Hal ini disebut sebagai langkah pertama dan sangat berarti.
Bagi anggota komunitas Muslim yang lain, kesepakatan ini menolongnya mengurangi durasi waktu yang dibutuhkan untuk ke masjid atau tempat ibadah terdekat.
Seorang Muslim yang tinggal di Calgary tapi bekerja di Okotoks, Mohamed Desouki, menyebut ia biasanya sholat Jumat di High River. Perjalanan itu ia tempuh selama kurang lebih 1,5 jam.
"Saya biasanya harus pulang kerja selama satu setengah jam dan sekarang tinggal dua menit. Lebih nyaman," ucap dia.
Paman Desouki disebut datang ke Alberta pada 1905 dan terlibat dalam pembangunan masjid pertama di Calgary. Imam Calgary, Syed Soharwardy, melakukan perjalanan ke Okotoks untuk memimpin sholat Jumat pertama. Ia menyebut kesempatan ini sebagai peristiwa bersejarah bagi komunitas Muslim.
"Kami tadinya berencana untuk sholat Jumat dan pihak gereja mengizinkan kami menyewa tempat tersebut,” ujarnya.
Ia menyampaikan hingga saat ini tidak ada satu pun fasilitas ibadah Muslim di Okotoks. Namun, dengan keberadaan populasi Muslim yang besar saat ini ada kebutuhan untuk itu.
"Sekarang mereka punya ruang sendiri. Gereja sangat fleksibel," lanjut dia.
Sekitar 30 orang dilaporkan hadir untuk sesi ibadah pertama awal bulan ini. Soharwardy mengatakan wanita dan anak-anak juga diterima di lokasi tersebut. Dia mengatakan, di masa depan ada kemungkinan kota ini memiliki masjid sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto