Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dulu Jadi Bandar Crypto Paling Kaya, Changpeng Zhao Kini Jadi Miliarder Crypto Paling Boncos, Kekayaannya Anjlok 93%!

Dulu Jadi Bandar Crypto Paling Kaya, Changpeng Zhao Kini Jadi Miliarder Crypto Paling Boncos, Kekayaannya Anjlok 93%! Kredit Foto: Reuters/Darrin Zammit Lupi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan perjalanan roller coaster pasar crypto, harga semua cryptocurrency utama tetap jauh di bawah harga tertinggi sepanjang masa pada tahun 2021. Sekitar USD2 triliun (Rp31.294 triliun) terkikis dari kapitalisasi pasar cryptocurrency sepanjang tahun.

Karena perusahaan yang tampaknya berfungsi dengan baik seperti Celsius dan FTX runtuh dalam semalam, investor crypto biasa secara kolektif kehilangan puluhan miliar pada tahun 2022.

Melansir Crypto Slate di Jakarta, Selasa (27/12/22) termasuk CEO Binance Changpeng Zhao (CZ). Ia adalah miliarder crypto terkaya, namun CZ tetap mengalami penurunan kekayaan pribadi paling tajam selama 9 bulan terakhir. Dari USD65 miliar (Rp1.017 triliun) di bulan Maret, kekayaan bersih CZ anjlok 93,07% menjadi USD4,5 miliar (Rp70 triliun) di bulan Desember.

Baca Juga: Miliarder Mark Cuban Bagikan Satu Kunci Sederhana Sebelum Memulai Bisnis, Bisa Dilakukan Anak 12 Tahun!

Untuk dunia crypto, 2022 menjadi tahun yang penuh gejolak dan penuh peristiwa dengan banyak kebangkrutan profil tinggi hingga penipuan yang juga tinggi.

Mulai dari awal tahun 2022, perang Rusia-Ukraina menyatukan komunitas crypto dan membuktikan solidaritasnya karena orang-orang di seluruh dunia menggunakan crypto untuk menyumbang dan memberikan bantuan ke Ukraina.

Kemudian keruntuhan Terra-Luna mengguncang masyarakat saat harga merosot dan pasar beruang menguat. Di tengah gelombang kegagalan Terra-Luna, banyak kebangkrutan terjadi, dimulai dengan Three Arrows Capital (3AC), Voyager Digital, dan Celsius.

Mengesampingkan kebangkrutan, beberapa bisnis crypto, terutama pemberi pinjaman, berjuang dengan likuiditas setelah keruntuhan 3AC. Pada saat itu, FTX dan CEO Sam Bankman-Fried (SBF) saat itu muncul sebagai 'ksatria berbaju zirah' saat ia memberikan pendanaan kepada perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas.

Namun, pada 11 November, FTX menyatakan kebangkrutan, dan pengungkapan tentang salah urus dana pelanggan menyebabkan penangkapan SBF di Bahama dan ekstradisi ke AS pada 21 Desember.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: