Pak Jokowi Cepat-Cepat Pecat Menteri yang Gak Bisa Kerja: Reshuffle Agar Tak Jadi Duri dalam Daging!
Kredit Foto: Instagram/FX.Rudyatmo
Apa isi pertemuan dengan Presiden Jokowi, FX Hadi Rudyatmo menegaskan, tidak ada penawaran pos menteri kepadanya. “Nggak ada pembicaraan politik, pembicaraan pemerintahan,” ujarnya.
Rudy mengatakan, pembicaraan dengan Jokowi hanya pembicaraan ringan, bahkan diselipi guyonan. FX Rudy mengaku pertemuan hanya berlangsung sebentar.
“Namanya kangen-kangenan ya nggak lamalah. Jam 5.15 (17.15 WIB) sampai jam 6 (18.00 WIB),” pungkasnya.
Netizen menilai, reshuffle kabinet hal wajar. Bila ada menteri yang tidak mampu kerja atau tidak sehaluan lagi dengan Presiden, wajar saja dipecat.
Akun @masheru951 menegaskan, reshuffle kabinet itu wewenang Presiden. Terserah Presiden.
“Segerakan untuk reshuffle para menteri yang tidak searah, sebelum menjadi duri dalam daging,” desak @Paijo325.
Menurut @Chimpunk, reshuffle merupakan tanda orang yang ditunjuk atau dipercayai sebagai menteri tidak bisa kerja. Di perusahaan swasta, pergantian posisi hal wajar.
“Bila menteri sudah tidak sehaluan dengan kebijakan Presiden Jokowi, lebih baik pecat saja,” kata @Abdul.
Akun @Sena_tri menilai reshuffle kabinet kali ini sudah tepat dilakukan. Soalnya, ada partai politik yang mengubah haluan di tengah jalan dengan mencapreskan yang antitesis dari pemerintahan yang sekarang. “Yang main 2 kaki silakan angkat kaki. NasDem out,” saran @Arief.
Akun @jurangan_negara mengatakan, bagi yang sudah tidak sejalan lagi, sebaiknya punya malu untuk undur diri saja daripada dikeluarin. “Wong sudah punya visi bertolak belakang kok masih nggak malu jadi parasit,” kritiknya.
Menurut @sam_mambela, untuk mempertahankan kepuasan sebagian besar masyarakat terhadap kinerja dan hasil kinerja kabinet kerja, masyarakat sangat setuju jika segera dilakukan reshuffle kabinet. Terutama menteri-menteri yang konsentrasi kerjanya sudah terganggu dengan persiapan Pemilu 2024.
“Presiden Jokowi yang mau reshuffle kabinetnya, tapi anehnya PKS yang malah ketar-ketir,” kata @irvan_yonas.
Sementara, @anak_alay tidak setuju adanya reshuffle kabinet. Dia bilang, Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga menteri yang beda aliran tidak semestinya diganti.
“Reshuffle kabinet cuma karena berdasarkan diplomasi politik dan bagi-bagi jabatan, bukan karena kemampuan kerja,” ujar @HasbiHafis.
Akun @AryoBudiSas menyebut, berkali-kali reshuffle kabinet menunjukkan ketidakjelian Presiden memilih para menterinya. Kata dia, pengangkatan menteri terkesan seakan asal comot.
“Melihat hasil survei Charta Politika dengan angka kepuasan yang tinggi atas kinerja Pemerintah, tentu tidak ada alasan dilakukan reshuffle kabinet, kecuali karena alasan politik,” ujar @Tano_Awj.
Namun, lanjut @Tano_Awj, reshuffle karena alasan politik, akan berisiko dan berpotensi memanasnya suhu/stabilitas politik.
Kata @nurhadi_a, selama kabinet Presiden Jokowi sejak 2019, reshuffle kabinet sudah berlangsung selama 3 kali. “Kurang satu lagi dapat bonus,” kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: