Ngotot Reshuffle Menteri Nasdem, Demokrat Balas Cibiran PDIP: Syahwat Kekuasaan Berdalih Kinerja!
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menilai bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, tengah berupaya menggusur mitra koalisinya dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, pada konferensi pers catatan akhir tahun PDIP yang dilakukan pada Jum'at (30/12/22) lalu, Hasto menilai mestinya Nasdem memiliki kesadaran untuk menarik diri dari koalisi, mengingat Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan,m yang dianggap sebagai antitesa dari pemerintah Jokowi.
Kamhar menilai, kinerja menteri Nasdem hanya sebatas dalih untuk menggusur mitra koalisinya yang telah mengambil jalan berbeda di tahun 2024 nanti.
Baca Juga: Gerah Lihat Menterinya Dikuliti PDIP, Nasdem Soroti Kinerja Kemensos: Di Mana Prestasinya?
"Bung Hasto yang coba membungkus syahwat menggusur mitra koalisinya di pemerintahan Jokowi yang telah mendeklarasikan diri mengambil jalan berbeda pada 2024 nanti dengan dalih kinerja," kata Kamhar saat dihubungi Warta Ekonomi, Sabtu (31/12/22).
Dia menuturkan, Menteri Pertanian tidak melakukan impor beras sejak tiga tahun terakhir. Menjelang tahun politik, lanjut Kamhar, terjadi impor beras yang volumenya sangat kecil.
"Jadi sangat terbatas, jika Bung Hasto hanya mencari-cari alasan untuk memenuhi syahwat politiknya semata," tegas Kamhar.
Dia menyarankan agar PDIP bisa menyelesaikan persoalan dinamika politik dengan kelapangan hati dan bijaksana. Menurutnya, tidak perlu mempertontonkan arogansi politiknya.
"Persoalan dinamika politik dalam koalisi pemerintah, silakan diselesaikan secara bijak tanpa perlu mempertontonkan praktik arogansi politik dengan tetap menghargai hak prerogatif presiden," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengaku tak menampik bahwa reshuffle juga berkaitan dengan prinsip politik. Pasalnya, menteri yang diisukan akan direshuffle berasal dari Partai Nasdem yang di mana partai tersebut telah mendeklarasikan Bakal Calon Presiden 2024, Anies Baswedan.
Hasto menilai, deklarasi tersebut nyata menjadi antitesa bagi kepemerintahan Jokowi. Berdasarkan landasan konstitusional, Hasto menyebut sudah selayaknya muncul kesadaran politik untuk Partai Nasdem menarik diri dari pemerintahan.
"Sudah seharusnya ketika mencalonkan seseorang yang berbeda dan menjadi antitesa kepada presiden yang sedang menjabat, muncul kesadaran politik untuk menarik diri. Jadi mendukung presiden itu bukan untuk mendapatkan enaknya," tegas Hasto dalam konferensi persnya yang diikuti secara virtual, Jumat (30/12/22).
Instagram/kamharlakumani
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Fajria Anindya Utami