Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana memangkas beberapa perusahaan pelat merah hingga menyisakan 30 perusahaan hingga tahun 2034.
Erick menyebut hal tersebut terncantum dalam peta jalan atau roadmap periode 2024-2034. Sebagaimana diketahui saat ini jumlah perusahaan BUMN masih ada sebanyak 91 perusahaan, termasuk 79 persero dan 12 Perum.
"Kita membuat peta jalan 2024-2034, kalau bisa hanya ada 30 BUMN. Klasternya 12 dan BUMN-nya hanya 30," ujar Erick dalam Konfrensi Pers Awal Tahun, Senin (2/1/2023).
Baca Juga: Erick Thohir Beber Bakal Ada BUMN yang Dilebur Tahun Ini
Erick menyebut bahwa jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2017, yaitu 142 BUMN. Adapun salah satu alasannya karena proses restrukturisasi dalam rangka meningkatkan competitive value pada beberapa BUMN menjadi 12 Holding BUMN Sektoral.
Menurutnya, perampingan ini dilakukan agar BUMN tidak menjadi menara gading dan menghapus citra bisnis di Indonesia dimonopoli oleh BUMN.
"Kita membangun ekosistem bersama dengan UMKM, pengusaha daerah, dan swasta. Kalau ada apa-apa, BUMN sebagai benteng ekonomi nasional dan bisa melakukan intervensi," ujarnya.
Erick menyebut bahwa pada tahun 2023 akan ada beberapa perusahaan pelat merah yang akan di-merger atau dilebur menjadi satu.
"Di tahun ke depan lebih banyak merger, kemarin PPD sama Damri. Karena kalau industrinya mirip ngapain punya dua BUMN," ucapnya.
Erick mengatakan, merger tersebut dilakukan agar sesama BUMN yang memiliki lini bisnis yang sama tidak kanibal atau menjatuhkan satu sama lainnya.
"Kita hanya mau memastikan ngapain sesama BUMN kanibal dan ngapain BUMN membunuh sektor- sektor yang swasta udah ada dan UMKM ada. Mending kita jadi eksositem saja, jadi konsolidasi ada," ujarnya.
Terkait beredarnya isu negatif atas dampak dari merger perusahaan pelat merah yang dilebur menjadi satu dapat membuat perusahaan tersebut akan mengurangi pegawai itu tidaklah pasti.
"Kalau ada isu merger ada pengurangan pegawai itu belum tentu. Sekarang kan kita tambah pegawai terus," ungkapnya.
Sementara itu, terkait merger perseroan pengelola bandar udara atau Angkasa Pura yang disinyalir akan dilebur menjadi satu, Erick belum bisa memastikan hal tersebut dapat dilakukan pada tahun ini.
"Salah satunya (Angkasa Pura)," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement