Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Pesona Wajah Baru Pantai Malalayang, Jadi Destinasi Super Prioritas Sulawesi Utara

Begini Pesona Wajah Baru Pantai Malalayang, Jadi Destinasi Super Prioritas Sulawesi Utara Kredit Foto: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pantai Malalayang mempunyai sejuta pesona yang akan membuat siapa pun merasa terbuka ketika memandangnya. Bukan hanya wisata alam atas laut yang indah, namun terdapat pemandangan indah di dalam laut yang masih sangat alami dan selalu dijaga.

Untuk itu, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan Destinasi Super Prioritas (DPSP) Manado-Bitung-Likupang, di Provinsi Sulawesi Utara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan Penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Ecotourism Village Bunaken.

Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Banyak Wisatawan ke Luar Negeri Karena Belum Kenal Destinasi Unggulan RI

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penataan dua kawasan wisata tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan di Kota Manado. Langkah sesuai dengan keinginan Pemerintah dalam menciptakan Bali baru sebagai wisata primadona wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Penataan dua kawasan ini untuk memberikan pelayanan yang baik bagi para pengunjung yang datang," kata Menteri Basuki dalam keterangannya, Minggu (1/1/2023).

Baca Juga: Kunjungi DTE G20, Sandiaga Uno Salut Sama Upaya Kominfo Promosikan Destinasi Wisata Super Prioritas

Penataan Kawasan Pantai Malalayang dilaksanakan dengan anggaran APBN Tahun Jamak 2020-2022 sebesar Rp65,48 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 18.500 m2. Ruang lingkup pembangunannya meliputi Pedestrian (Public Beach Promenade) sepanjang 1,2 km untuk mempercantik wajah Kota Manado yang menghadap ke pantai.

Selain itu, terdapat Menara Pandang, Bangunan Warung Apung, Panggung Budaya, Warung Minum, Pier Salib, Dermaga Jetski serta Jalan Penghubung. Pengembangan desain landmark eksisting pada Tugu Bobocha dan Pier Salib dilakukan untuk mendukung keindahan promenade dengan mengadaptasi kearifan lokal dari bentuk ikan raja laut. Area pedestrian yang sebelumya minim pencahayaan, kini tampak cantik dengan penataan cahaya yang apik.

Selanjutnya, untuk penataan Bunaken juga telah dilaksanakan sejak tahun 2020 hingga tahun 2022 dengan nilai kontrak Rp28,78 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 19.000 m2. Kedua penataan kawasan tersebut dilaksanakan dalam satu paket oleh kontraktor PT Nindya Karya.

Pulau Bunaken memiliki peran strategis dalam aktivitas wisata sebagai entrance bagi para wisatawan yang akan menuju kawasan perairan/pulau-pulau. Oleh karenanya menjadi penting untuk melakukan penataan di Pulau Bunaken untuk menciptakan kawasan yang representatif dan memiliki kualitas lingkungan dan pelayanan yang baik bagi para wisatawan.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Yakin Target Kunjungan Wisatawan di RI Bisa Tercapai Setelah PPKM Dicabut

Penataan Kawasan Bunaken meliputi pembangunan Dermaga baru, Jalan Lingkungan, Gerbang Penanda, Street Furniture, serta Panggung Budaya yang dapat digunakan masyarakat setempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Pembangunannya mengusung konsep Ecotourism Village agar nuansa perdesaan tetap terjaga, salah satunya dengan memberdayakan rumah warga setempat menjadi homestay dengan mempertahankan arsitektur khas Minahasa.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Utara Kementerian PUPR, Komang Raka Maharthana, mengatakan pembangunan di kawasan pantai Bunaken dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Daerah, XL Axiata Perkuat Jaringan 4G di Sepanjang Jalur Pantai Selatan Jabar

"Semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan petunjuk lapangan dari Badan Perlindungan Taman Nasional Bunaken, demi meminimalkan kerusakan terumbu karang dan biota di kawasan konservasi," kata Komang.

Akhirnya, membenahi Pantai Malalayang dan Bunaken artinya membenahi bentang alam dan perdesaan yang masih alami, namun tetap menjaga adat budaya warisan leluhur sehingga wisatawan yang datang akan memperoleh kesan dan pengalaman yang lengkap yang tak sebatas keindahan alam tapi juga seni dan budaya yang khas Minahasa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: