Jalan Pintas buat Negara-negara Eropa Menuju Resesi Terbuka, Pakar Ingatkan Bahayanya
Krisis energi yang berkepanjangan diperkirakan akan menyebabkan resesi lebih lanjut di zona euro tahun ini, Financial Times melaporkan, mengutip para ekonom.
Menurut laporan tersebut, harga-harga di wilayah tersebut akan naik rata-rata lebih dari 6%, dan tingkat pengangguran akan meningkat dari 6,5% saat ini menjadi 7,1% pada akhir tahun 2023.
Baca Juga: Habis Uni Eropa, Kini China, Aksi Jokowi Larang Ekspor Bijih Bauksit Bikin Asing Menjerit
Inflasi yang tinggi dan kekurangan energi akan menyebabkan penurunan lebih lanjut. dalam produksi dan memperburuk situasi di pasar tenaga kerja. Selanjutnya, pada akhir tahun, ekonomi zona euro akan menyusut sebesar 0,01%.
“Pasar gas di Eropa tetap menjadi risiko utama. Gangguan pasokan tambahan, atau musim dingin yang sangat dingin, dapat menyebabkan ketegangan baru dan harga naik lagi, memaksa putaran adaptasi dan penghancuran permintaan lainnya," kata Chiara Zangarelli, seorang ekonom di Morgan Stanley.
Krisis energi di UE memburuk selama musim panas ketika sanksi dan kemunduran teknis menyebabkan gangguan pertama dalam pasokan gas dari Rusia.
Sementara sebagian besar ekonom mengatakan bahwa Eropa telah melewati krisis energi terburuk tahun ini, banyak yang khawatir prospek penjatahan energi dapat kembali ke musim panas berikutnya, terutama jika bulan-bulan mendatang dingin dan menyebabkan peningkatan penyadapan cadangan gas.
"Risiko penjatahan gas kemungkinan telah dihindari untuk musim dingin ini, tetapi pertanyaan tentang pasokan energi untuk musim dingin berikutnya masih terbuka," kata Sylvain Broyer dari S&P Global Ratings kepada FT.
Pakar lain, Carsten Brzeski dari ING Bank, berkata, "musim dingin mendatang akan lebih menantang," karena akan jauh lebih sulit bagi negara-negara UE untuk mengisi ulang fasilitas penyimpanan gas tanpa pasokan Rusia, bahkan dengan lebih banyak gas yang berasal dari Norwegia, AS, dan Timur Tengah.
Ekonom juga khawatir tentang hasil dari langkah lebih lanjut untuk membendung inflasi oleh Bank Sentral Eropa. Marcello Messori, seorang profesor ekonomi di Universitas LUISS di Roma, memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat menyebabkan resesi yang parah di kawasan euro.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement