Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY Bau-bau Sad Ending, Aspirasi NasDem Maunya Tokoh NU yang Jadi Cawapres Anies: Khofifah Atau Yenny Wahid?

AHY Bau-bau Sad Ending, Aspirasi NasDem Maunya Tokoh NU yang Jadi Cawapres Anies: Khofifah Atau Yenny Wahid? Kredit Foto: Partai Demokrat

"Deklarasi capres, saya dengar deklarasi capres dulu, deklarasi Anies, terus suatu saat deklarasi bareng, mungkin gitu. Ini kan ketika deklarasi bareng mungkin sekaligus dengan cawapres," ujar Ketua Teritorial Pemenangan Pemilihan Umum Partai Nasdem itu.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa komunikasi dengan Partai Nasdem dan PKS. Bahkan, rencana Koalisi Perubahan antara ketiganya diklaim berada di jalur yang sudah tepat.

Baca Juga: Ancam Buka 'Borok' Bacapres NasDem, Pendukung Anies 'Serang' Rudi Valinka: Fitnah! Laporin KPK Aja Kalo Ada Bukti...

"Saya senang progresnya nyata, on the track. Walaupun kita tahu politik adalah sesuatu yang penuh dengan misteri, koalisi juga begitu, kita terus berikhtiar," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis.

Terkait posisi cawapres, AHY mengatakan bahwa ketiga partai politik tersebut masih mencari pasangan yang terbaik. "Sebelum ada deadline yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, bahwa kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik kans kemenangannya," ujar AHY.

Namun, ia menyinggung soal tak boleh adanya sikap saling memaksakan kehendak. Koalisi harus terbentuk ketika ada konsensus antara semua partai politik yang ingin bekerja sama. Sebab, konsensus tersebut merupakan cara untuk mendapatkan restu dan menghadirkan kemenangan.

"Kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak, ada yang saling memaksakan diri, contoh memaksakan itu begini, pokoknya wajib si A, itu maksa," ujar AHY.

Baca Juga: NasDem Ingin Cawapres Anies Baswedan Sosok yang Bisa Memenuhi Kelemahan dan Mendongkrak Suara

Di samping itu, dalam proses penentuan pasangan capres dan cawapres harus dilandasi dengan keyakinan, Bukan sikap saling memaksakan kehendaknya masik-masing.

"Sekali lagi tidak boleh memang saling memaksakan, tapi sebaliknya kita harus meyakinkan bahwa pasangan yang nanti bisa dihadirkan oleh koalisi perubahan ini adalah pasangan yang merepresentasi. Saya ulangi pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan," ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: