Ngaku Sudah 'Banting Tulang', Kisah Sedih Puan Masih Dibenci Rakyat Malah Disekakmat Jhon Sitorus: Emang Karya Anda Apa?
Dalam program ROSI di kanal YouTube KOMPASTV, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, sampai menangis saat menceritakan banyaknya pembenci dirinya.
Potongan curahan hatinya kemudian diviralkan dalam bentuk infografis di media sosial. Salah satu yang turut mengunggahnya adalah akun Twitter pegiat media sosial Jhon Sitorus, @Miduk17.
Baca Juga: Bongkar Alasan Cemberut saat Bagi-bagi Kaus, Puan Maharani: Saya Gak Marah Sama Rakyat
"Puan Bingung, Merasa Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Banyak Orang Tak Suka," begitulah kutipan pernyataan Puan yang ditonjolkan di foto unggahan Jhon, dikutip pada Sabtu (14/1/2023).
Pernyataan itulah yang kemudian dikomentari dengan sangat pedas oleh Jhon. Loyalis Ganjar Pranowo tersebut blak-blakan mempertanyakan kerja nyata Puan untuk masyarakat. "Kita tidak bisa mengontrol rasa SUKA atau BENCI dari orang lain kepada kita," tutur Jhon, "Simpati rakyat tergantung pada citra diri, karya, pola komunikasi dan leadership."
Jhon menilai pengakuan Ketua DPR RI itu perihal banyaknya pekerjaan yang sudah dia kerjakan malah membuatnya makin tidak mendapat simpati publik. "Apalagi 'Merasa banyak KERJA' ini justru membuat simpati berkurang. Sekarang, emang KARYA anda untuk rakyat apa?" cuit Jhon.
Roasting untuk Puan tersebut ternyata belum berakhir. Jhon Sitorus bahkan mengajukan nama dua tokoh yang dianggap bisa menjadi contoh untuk Puan. Keduanya adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang notabene hanya petugas partai di PDIP.
"Sekali-kali belajarlah pada Jokowi. Beliau KONSISTEN turun ke bawah, dari Walikota hingga jadi Presiden memegang tangan rakyat tanpa rasa JIJIK dan WAJAH CEMBERUT," sindir Jhon.
"Konsistensinya bahkan sampai mendarah daging, blusukan bukan hanya saat menjelang kampanye tapi memang DOYAN blusukan," tuturnya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement