Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Faktor Domestik dan Eksternal Sokong Market, Inilah Saham-saham yang Bisa Jadi Pilihan Kamu

Faktor Domestik dan Eksternal Sokong Market, Inilah Saham-saham yang Bisa Jadi Pilihan Kamu Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan lalu melanjutkan pelemahan sebesar -0,6% dengan pelemahan terdalam di sektor konsumer non-primer. Adapun sektor penopang market terkuat pekan lalu yakni sektor teknologi sebesar 3.0%.

"Di minggu lalu market masih cukup tertekan, tidak lepas dari berlanjutnya aksi jual investor asing, terutama di sektor perbankan yang menjadi salah satu sektor yang masih tertekan," tegas Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Mino di Jakarta pada Senin, (16/1/2023). 

Selain itu, imbuhnya, harga batubara mulai bergerak turun. Ini cukup menjadi sentimen negatif. Selama sepekan batu bara mengalami penurunan hingga -8% seiring adanya kekhawatiran terhadap prospek naiknya pasokan. 

Baca Juga: Parkir di Zona Hijau, IHSG Terapresiasi 0,51% ke Level 6.675,65 pada Penutupan Sesi Kedua

"China sebagai negara konsumen terbesar batu bara telah mengizinkan tiga pemerintah daerah yang menjadi pusat produksi logam untuk kembali mengimpor batu bara asal Australia setelah pada akhir tahun 2020 secara tidak resmi melarang impor dari negara tersebut," terangnya.

Sementara itu untuk pergerakan saham pada pekan ini cenderung positif, imbuh Mino, dengan sentimen pergerakannya berasal dari faktor domestik dan eksternal.

Dari sisi domestik ada sentimen neraca perdagangan, suku bunga acuan dan pertumbuhan kredit perbankan, sementara itu sisi eksternal ada sentimen penjualan ritel, data perumahan, klaim pengangguran mingguan dan dimulainya musim laporan keuangan.

"Pada Desember neraca perdagangan diprediksi akan kembali mencatatkan surplus sebesar US$4.01 miliar. Jika sesuai dengan ekspektasi maka di sepanjang tahun lalu neraca perdagangan tercatat surplus US$55 miliar atau tumbuh 54% yoy," tandasnya.

Baca Juga: Terus Beradaptasi dan Hadirkan Alternatif Investasi, Bahana TCW Tegaskan Posisinya Sebagai Manajer Investasi Terbesar Kedua

Terkait suku bunga acuan, terangnya, menurut konsensus Bank Indonesia pada pertemuan 19 Januari 2023 akan kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5.75%.

Terkait pertumbuhan kredit perbankan, aktivitas ekonomi yang terus bergeliat diprediksi akan menjadi katalis utama bagi penyaluran kredit perbankan. Apalagi, Bank Indonesia sendiri pada tahun ini memprediksi akan tumbuh di kisaran 10-12%.

Sementara itu dari faktor eksternal yang menjadi sentimen utamanya fokus ke laporan keuangan dan klaim pengangguran mingguan. Beberapa emiten besar akan merilis laporan keuangannya mulai dari Morgan Stanley, Goldman Sach Group Inc, Procter and Gamble Co hingga Netflix. Ini akan menjadi salah satu penentu pergerakan market pekan ini.

"Dalam tiga minggu terakhir klaim pengangguran mingguan terpantau mengalami penurunan sehingga menghilangkan kekhwatiran investor terhadap peluang terjadinya hard landing ekonomi Amerika," terangnya.

Tertopang sentimen domestik dan eksternal ini, Mino merekomendasikan buy untuk trading selama sepekan mendatang hingga Jumat, 20 Januari 2023 pada saham-saham berikut ini: TLKM (Support: 3,670, Resistance: 3,880),  SMGR (Support: 6,950, Resistance: 7,450), INTP (Support: 10,000, Resistance: 10,525), JSMR (Support: 3,050, Resistance: 3,290), SCMA (Support: 200, Resistance: 230), MAPI (Support: 1,250, Resistance: 1,370), ANTM (Support: 2,000, Resistance: 2,300), MDKA (Support: 4,290, Resistance: 4,660), ICBP (Support: 10,150, Resistance: 10,800) dan CPIN (Support: 6,000, Resistance: 6,425)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: