Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengaku bisa memprediksi munculnya bentrok antara tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja asing (TKA) seperti yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tenggara.
Hal ini dipicu oleh kebijakan pemerintah tak berpihak pada pekerja lokal. Malah, kebijakan pemerintah justru terkesan lebih berpihak pada pekerja asing.
"Kami melihat kebijakan yang tidak tepat dari pemerintah yang mengizinkan tenaga kerja asing, yang bukan profesional, yang bukan membawa transfer teknologi, yang bukanĀ high skill datang ke Indonesia. Dan saya kira ini mudah sekali untuk diprediksinya bahwa TKA yang masuk ke suatu negara dan mengambil pekerjaan dari warga lokalnya, maka konflik atau bentrok pasti terjadi," kata dia melalui video yang diunggah di kanal Youtube pribadinya, dikutip Kamis (19/1/2023).
Lebih lanjut, Achmad berpendapat kebijakan pemerintah yang membiarkan TKA lebih dominan daripada TKI melahirkan persoalan sosial dan ekonomi. Permasalahan ini tercermin pada kasus Morowali. Padahal, PT GNI sendiri terbilang perusahaan strategis lantaran mengelola nikel, sejalan dengan semangat presiden soal hilirisasi.
"Saya kira belum sebulan Presiden menggaungkan hilirisasi nikel kita tidak mau memakai ekspor. Ternyata belum sebulan sudah terjadi bentrok," imbuhnya.
Achmad menekankan problem ketimpangan sosial antara TKA dan TKI perlu segera diatasi apabila kejadian bentrok berujung maut seperti Morowali tak lagi terjadi.
"Kalau tidak segera diatasi, ini akan melebar ke seluruh smelter yang ada tenaga kerja asing," ujar Achmad.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement