Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin: Rusia Tidak Buta dengan Apa yang Terjadi di Ukraina

Putin: Rusia Tidak Buta dengan Apa yang Terjadi di Ukraina Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergey Guneev
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia tidak bisa berdiam diri ketika Kiev mulai melenyapkan orang-orang hanya karena mengasosiasikan diri mereka dengan budaya, bahasa, dan tradisi Rusia, kata Presiden Vladimir Putin, Rabu (18/1/2023) ketika dia menjelaskan alasan di balik operasi militer Moskow yang sedang berlangsung di Ukraina.

Berbicara di sebuah acara yang didedikasikan untuk peringatan 80 tahun terobosan blokade Leningrad, Putin mencatat bahwa wilayah Donetsk dan Lugansk adalah "wilayah bersejarah" Rusia dan dia akhirnya membuat keputusan untuk meluncurkan operasi militer guna mengakhiri blokade tersebut perang selama delapan tahun di Donbass dan untuk melindungi rakyatnya.

Baca Juga: Tancap Gas, Bank Terbesar Rusia Resmi Buka Kantor Cabang di Krimea

“Kami bertahan lama, mencoba mencapai kesepakatan untuk waktu yang lama. Tapi, ternyata sekarang, kami hanya dipimpin oleh hidung, ditipu,” tambah presiden, tampaknya merujuk pada pengakuan mantan kanselir Jerman Angela Merkel dan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko bahwa perjanjian Minsk tahun 2014 dan 2015 dirancang untuk membawa perdamaian ke Donbass, adalah tipu muslihat Kiev untuk mengulur waktu guna membangun kekuatannya.

“Ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi,” aku Putin, menyatakan bahwa Rusia telah melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan situasi ini dengan cara damai.

“Sekarang jelas bahwa ini, menurut definisi, tidak mungkin. Musuh sedang bersiap untuk memindahkan konflik ke fase yang akut dan panas. Kami tidak punya pilihan selain melakukan apa yang kami lakukan sekarang,” jelas Putin.

Sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan tujuannya di Ukraina terpenuhi ketika tidak ada infrastruktur militer yang menimbulkan ancaman langsung ke Moskow. Dia juga menyatakan bahwa, untuk mengakhiri konflik, Kiev harus berhenti melecehkan dan mendiskriminasi penutur bahasa Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: