Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Awal Facebook Kecewa dengan Mark Zuckerberg: Metaverse Masih Bertahun-Tahun Lagi

Investor Awal Facebook Kecewa dengan Mark Zuckerberg: Metaverse Masih Bertahun-Tahun Lagi Kredit Foto: Instagram Mark Zuckerberg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu investor awal Facebook, Jim Breyer percaya bahwa Meta di bawah kepemimpinan Mark Zuckerberg tidak memotong biaya cukup cepat di tengah perusahaan yang akan melaporkan penurunan pendapatan triwulanan ketiga berturut-turut.

“Pandangan saya selama 24 bulan ke depan akan ada rebound besar,” kata pendiri Breyer Capital itu pada hari Kamis saat wawancara dengan CNBC yang dikutip di Jakarta, Jumat (20/1/23). “Tapi mereka akan berada di bawah banyak tekanan selama 12 bulan ke depan, dan mereka tidak memotong biaya dengan cukup cepat, menurut pendapat saya.”

“Metaverse masih bertahun-tahun lagi,” tandas Breyer.

Baca Juga: Meta Facebook Didenda Regulator Eropa, Mark Zuckerberg Harus Rogoh Kocek Rp6,4 Triliun!

Sebagaimana diketahui, Mark Zuckerberg tengah berupaya keras menjadikan metaverse sebagai bisnis utamanya. Ia telah mengubah nama perusahaan pada tahun 2021 dan berinvestasi miliaran dolar berikutnya ke dalam realitas virtual dan teknologi augmented reality.

Pendiri dan CEO Mark Zuckerberg ini percaya bahwa raksasa media sosial perlu menghabiskan miliaran dolar untuk VR dan AR untuk membantu mengembangkan apa yang bisa menjadi perbatasan berikutnya untuk komputasi pribadi. Padahal banyak investor mendesak perusahaan untuk kembali fokus pada bisnis periklanan online intinya.

Breyer tampaknya optimistis VR akan mengalami rebound tahun ini, meski secara keseluruhan penjualan headset VR menyusut tahun lalu.

“Virtual reality akan menjadi hal yang sangat besar pada liburan Natal ini,” kata Breyer. “Itu akan menjadi Apple, itu akan menjadi Google, itu akan menjadi Sony serta Oculus, tapi nantikan liburan besar di dunia realitas virtual.”

Mengenai raksasa teknologi China, ByteDance, dan layanan video sosial saingan Facebooknya, TikTok, Breyer mengatakan bahwa dirinya sangat tertarik dalam jangka panjang dengan TikTok dan tertarik pada investasi besar ByteDance ke dalam kecerdasan buatan.

Namun, Breyer tampaknya khawatir tentang apakah TikTok berpotensi dilarang di AS, karena banyak pemerintah negara bagian dan universitas telah melarang penggunaan aplikasi tersebut karena kekhawatiran tentang data pengguna yang berpotensi diakses oleh pemerintah China.

“Kampung halaman saya di Austin, Texas. Di University of Texas, mereka baru saja melarang Tiktok dari semua perangkat,” kata Breyer. “Tapi yang pasti, pertanyaan data dan di mana data itu berada tidak akan hilang.”

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: