Indonesia merupakan negara eksportir minyak sawit dan produk turunannya terbesar di dunia. Negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia di antaranya India (21 persen), Uni Eropa (15 persen), Tiongkok (14 persen), dan Pakistan (8 persen).
Melansir laporan PASPI, beberapa tahun terakhir, Indonesia banyak mengalami hambatan perdagangan yang dikenakan oleh beberapa negara importir, seperti Uni Eropa dan India.
Baca Juga: Potensi Indonesia Jadi Global Trendsetter Bidang Sustainability Lewat Minyak Sawit
Selain hambatan perdagangan tersebut, catat laporan PASPI, trade war Tiongkok dan Amerika Serikat yang menyebabkan oversupply minyak kedelai yang juga turut mempengaruhi perdagangan minyak sawit Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan penetrasi pasar ke negara lain yang minim restriksi perdagangan, salah satunya adalah Pakistan.
Berdasarkan data USDA yang dirangkum dalam laporan PAPSI, minyak sawit merupakan minyak nabati utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Pakistan. Laporan PASPI mencatat, jenis produk minyak sawit yang diimpor oleh Pakistan yakni Refined Palm Oil (RPO) lebih banyak dibandingkan Crude Palm Oil (CPO). Pakistan memenuhi kebutuhan minyak sawit tersebut dari dua negara utama, yakni Malaysia dan Indonesia.
Menurut data ITC Trademap (2019) dalam laporan PASPI, pasar minyak sawit Pakistan didominasi oleh Malaysia dengan pangsa sebesar 55 persen dan diikuti oleh Indonesia dengan pangsa sebesar 43 persen selama periode tahun 2003-2018. Meskipun pangsa rata-rata Indonesia lebih rendah dibandingkan Malaysia, namun Indonesia berhasil menggantikan dominasi Malaysia khususnya pada pasar RPO impor Pakistan.
Data PASPI juga mencatat pangsa Indonesia dalam pasar RPO impor Pakistan mengalami peningkatan dari 16 persen menjadi 78 persen, sebaliknya, pangsa Malaysia menurun dari 84 persen menjadi 22 persen pada periode tahun 2003-2018.
Baca Juga: Mengenal Salah Satu Importir Minyak Sawit Indonesia dan Produk Turunannya
Sementara itu, pangsa Indonesia menurun pada pasar CPO impor Pakistan, yakni dari 61 persen menjadi 25 persen, sedangkan pangsa Malaysia meningkat dari 39 persen menjadi 75 persen.
"Pasar minyak sawit Pakistan harus dioptimalkan sebagai negara tujuan ekspor di tengah kondisi pasar global dan beberapa negara importir yang kurang menguntungkan bagi Indonesia," catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement