- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Kawal Penyaluran Pupuk Subsidi Hingga ke Petani, Mentan Dorong Pemanfaatan Sistem Digital
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi agar sampai kepada petani tanpa ada kekurangan.
Untuk meningkatkan akurasi, dirinya meminta distribusi pupuk dapat memanfaatkan sistem digital. Menurutnya suatu era cepat berubah sehingga dibutuhkan kecepatan dalam mengantisipasinya. Karena itu,menurut dia sistem digital sangat dibutuhkan.
“Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros di sana dan di sini. Tolong jaga dengan baik,” Ucap Syahrul saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, kemarin.
Baca Juga: Dipanggil DPR, Mentan Dicecar Soal Impor Komoditas Pangan
Menurut Mentan, pertanian global saat ini menghadapi kondisi pelik dengan harga pupuk yang melonjak sebagai imbas dari konflik Rusia-Ukraina. Sebelum masa pandemi, harga urea tertinggi terjadi pada 24 Juni 2019 sebesar Rp. 4.123 per kilogram.
Namun sesaat setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi kenaikan sebesar 242% pada 25 Maret 2022, dan sampai saat ini kenaikan masih berlanjut. “Dengan kondisi ketersediaan pupuk saat ini, maka kita harus menerapkan prinsip bahwa pupuk harus bisa cepat dibagi, cermat dalam membagi, dan akurat,” tegas SYL.
Ia juga meminta pelatihan bisa dilaksanakan secara maksimal. Bagi SYL, pelatihan bagi para penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi ini penting karena dalam pengelolaan pupuk bersubsidi, dibutuhkan orang-orang yang memiliki pola pikir membela negara.
“Para peserta yang ikut ToT harus memiliki tekad semangat berjuang bagi rakyat. Di tangan kita, ada kesejahteraan petani. Ada kemampuan untuk menyediakan makanan buat rakyat,” ujar SYL.
Selain pengawasan tata kelola pupuk bersubsidi, SYL juga meminta semua pihak semakin kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menyiasati ketersediaan pupuk bersubsidi. Sebagaj salah satu solusi terbaik, perlu dilakukan pengembangan pupuk organik sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan peserta kegiatan ToT kali ini melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ia mengungkapkan materi-materi pelatihan akan difokuskan dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pupuk bersubsidi. “Outcome dari kegiatan ini adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi. Para peserta akan diajar mulai dari pengisian e-lokasi sampai implementasinya di lapangan,” tutur Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement