Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rezim Xi Jinping Terancam? Begini Ramalan Pakar Soal Gerakan Protes Anti-pemerintah China!

Rezim Xi Jinping Terancam? Begini Ramalan Pakar Soal Gerakan Protes Anti-pemerintah China! Kredit Foto: Reuters/Tingshu Wang

Dalam kesempatan yang sama, ketua FSI yang juga mengajar kajian China di Universitas Pelita Harapan, mengatakan bahwa terjadinya Gerakan Kertas Putih di China pada November 2022 lalu sangat menarik dan penting untuk dicermati.

“Pertama, rangkaian peristiwa di atas memperlihatkan bahwa kondisi internal Republik Rakyat China (RRC)  ternyata masih dipenuhi berbagai permasalahan yang masih belum terselesaikan. Model pemerintahan otoriter PKC yang bersifat top-down dan mengandalkan pengawasan dan tekanan terhadap warga yang berbeda pendapat dengan penguasa ternyata bukan model yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat,” ujarnya. 

Baca Juga: Ekonomi China Dihantam Gelombang Covid Lagi, Indonesia Bisa Ikutan Kena?!

Menurut Johanes, berbagai pernyataan yang disuarakan dalam protes di atas memperlihatkan bahwa rakyat China masih memiliki daftar kebutuhan yang belum terpenuhi, termasuk kebutuhan akan kebebasan dan sistem pemerintahan yang tidak bersifat diktator.

Selain itu, deretan protes warga China yang tiba-tiba pecah dalam kurun enam minggu itu menunjukan bahwa stabilitas yang dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terjaga di China tidak serta merta membuktikan bahwa rakyat China tidak memiliki ketidakpuasan terhadap rezim PKC yang berkuasa.

“Stabilitas itu hanya membuktikan keras dan kuatnya pengawasan dan pembungkaman terhadap suara yang berbeda dari pemerintah,” tutur Johanes.

Namun, menurut Johanes, sebagaimana juga terlihat dari rangkaian protes pada Oktober dan November 2022 lalu, pengawasan dan pembungkaman ternyata tidak selamanya efektif.

Sebaliknya, pengawaan dan pembungkaman itu malah menjadi salah satu sumber masalah yang melahirkan ketidakpuasan.

“Lagi pula, seberapa pun kuat dan ketatnya pengawasan dan pembatasan bersuara, rakyat China, khususnya generasi muda yang sangat familiar dengan teknologi dan media sosial, dapat menemukan celah untuk menyampaikan suara meraka,” lanjutnya.

Sama seperti Prof. Chen, Johanes juga memprediksi bahwa gerakan protes seperti yang terjadi pada November 2023 yang lalu masih akan terus berlanjut.

“Berkaca dari rangkaian protes di atas, tak berlebihan bila kita memprediksi bahwa The Great Firewall, atau dinding api besar yang dibangun rezim komunis Cina untuk membentengi dirinya, akan menghadapi tantangan berupa strategi dan inovasi yang akan terus digagas oleh anak-anak muda yang menginginkan perubahan,” pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: