Golkar Ogah Pusing Soal Elektabilitas Airlangga Hartarto yang Rendah: Dia Sibuk Kerja, yang Lain Sibuk Pencitraan!
Manuver-manuver muhlai dilakukan menjelang Pemilu 2024 termasuk soal tingkat elektbailitas sejumlah kandidat capres. Mengenai perkembangan yang ada, Partai Golkar tak mencemaskan elektabilitas Ketua Umum Airlangga Hartarto yang hingga saat ini masih tertinggal dari tokoh-tokoh lain di bursa capres 2024.
Pasalnya, bakal capres Golkar itu tengah fokus memulihkan ekonomi Indonesia sesuai tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
"Pak Airlangga itu fokus kerja, jadi tidak seperti orang lain yang sibuk dengan pencitraan. Tren elektabilitasnya juga kalau kita lihat dari waktu ke waktu kan naik," kata Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga saat dihubungi, Senin (23/1).
Menurut Lamhot, elektabilitas bukanlah sebagai penentu pegangan di pemilu 2024. Angka survei itu bisa dilihat setelah seluruh calon presiden terdaftar di Komisi Pemeilihan Umum (KPU) akhir tahun ini.
"Kalau sudah terdaftar kan ada keterbatasan pilihan, kalau sekarang kan banyak pilihan, maka angkanya tersebar ke mana-mana, dan patut diingat Airlangga tidak punya dosa politik," ujar Anggota DPR Komisi VII ini.
Lamhot yakin, elektabilitas Airlangga bakal terdongkrak naik, sebab sebagai Menko Perekonomian, orang nomor satui di DPP Golkar itu telah menunjukkan kinerjanya dalam membawa Indonesia terhindar dari resesi.
"Kita tahu Pak Airlangga Ketua KPC-PEN. Ini kan buah kinerja dari Menko Perekonomian. Pertumbuhan ekonomi kita bertahan bahkan tumbuh, dan itu diakui nasional dan internasional saat G-20," ujar Lamhot.
Oleh karena itu di tengah tantangan resesi global ini, Lamhot berpendapat capres ke depan adalah orang yang bisa membawa bangsa keluar dari krisis global yang saat ini mendera.
Sehingga, investasi masuk, pertumbuhan ekonomi positif, dan lapangan kerja otomastis akan bertambah.
"itulah kelebihan pak Airlangga dibandingkan partai lain," tambahnya.
Selain itu Airlangga juga sangat memperhatikan terhadap ekonomi kerakyatan. Salah satu contohnya dengan menambah alokasi anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga mencapai Rp 128 triliun lebih.
Kebijakan ini jelas menumbuhkan ekonomi rakyat kecil yakni tumbuh dan berkembangnnya sektor UMKM.
"Calon presiden ke depan haruslah yang memahami tantangan ekonomi global. Apalagi saat ini krisis global tengah mendera dunia," ulangnnya. (dil/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement