Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peristiwa Ekonomi dan Politik Global Masih Pengaruhi Harga Komoditas pada 2023

Peristiwa Ekonomi dan Politik Global Masih Pengaruhi Harga Komoditas pada 2023 Kredit Foto: Unsplash/Vladimir Patkachakov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah peristiwa ekonomi dan politik global masih memengaruhi tren sejumlah harga komoditas pada awal tahun 2023.

Research & Development Indonesia Comodity and Derivatives Exchange (ICDX) Girta Yoga mengatakan, beberapa faktor dari tahun 2022 juga turut memengaruhi pergerakan harga komoditas di awal tahun ini.

Adapun isu yang ada di antaranya terkait pelonggaran pembatasan terkait Covid-19, lanjutan konflik di Ukraina, hingga respons kebijakan berbagai negara terkait inflasi dan tingkat suku bunga.

Baca Juga: Lakukan Eksplorasi Komoditas, Antam Kucurkan Dana hingga Rp128,30 Miliar!

Girta mencontohkan seperti komoditas energi, dengan adanya pelonggoran pembatasan Covid-19 di China menyebabkan aktivitas perjalanan meningkat drastis yang menyebabkan terdorongnya permintaan untuk pemenuhan energi. 

"Fokus pasar pada kuartal I-2023 untuk komoditas energi adalah embargo produk turunan minyak Rusia pada 5 Februari mendatang, OPEC menargetkan harga minyak 2023 stabil di kisaran US$80-90 per barel, AS masih mengalami krisis stok di Cadangan Strategis Negara, rencana penerapan batas harga untuk gas Rusia pada 15 Februari mendatang, dan China melonggarkan izin impor batu bara Australia," Ujar Girta dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (25/1/2023). 

Sedangkan khusus untuk CPO, topik utama yang memengaruhi pergerakan harga di kuartal I-2023 adalah pembukaan wilayah China, mandat pemerintah Indonesia mengenai Biodiesel (B35), Ramadan, serta pengurangan impor minyak sawit oleh Eropa.

Kondisi global seperti isu resesi dan ekonomi Amerika Serikat juga turut memengaruhi komoditas khususnya mata uang Rupiah. 

"Dari faktor internal sendiri yang menjadi penggerak adalah data makro ekonomi Indonesia yang mencatatkan bahwa pada kuartal III-2022 kemarin ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen, selain itu neraca perdagangan juga turut menujukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 5,16 miliar dollar AS, serta suku bunga BI yang tumbuh 5,75 persen," ujarnya. 

Di sisi lain, isu resesi menjadi pendorong naiknya harga emas selain inflasi global. Kenaikan suku bunga The Fed yang diproyeksikan naik 75 bps, dan target suku bunga 2023 5,1 persen juga menyumbang pergerakkan harga emas di samping dari kelanjutan konflik Rusia dan Ukraina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: