Microsoft X OpenAI: Senjata Pamungkas Kolaborasi Digital yang Mendisrupsi Para 'Status Quo' Pebisnis Teknologi
Kicked Off the "Status Quo" and Breaking New Business Landscape Thru Collaboration
Tujuan bisnis adalah menciptakan produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Selain produk dan layanannya sesuai, kemudahan dan kenyamanan juga perlu diperhatikan, terutama untuk teknologi baru.
Tidak sedikit masyarakat yang masih merasa kesulitan dan tidak nyaman ketika mengakses dan memanfaatkan teknologi baru hingga memungkinkan kecanggihan teknologi tersebut sia–sia bahkan dianggurkan.
Baca Juga: Persatuan Insinyur Indonesia Dukung Penuh Pembangunan IKN dan Dorong Percepatan Digitalisasi
Jika kita menganalisis lebih dalam strategi ini menggunakan model digital collaborative marketing yang secara khusus saya kembangkan dalam buku yang sebentar lagi saya rilis, strategi ini termasuk kedalam broaden digital capacity.
Di mana, Microsoft menyadari bahwa dalam sebuah bisnis, "makin kaya kapabilitas yang dimiliki, maka makin jaya perusahaannya" sehingga Microsoft berusaha untuk memperkaya kapabilitasnya dengan berkolaborasi bersama OpenAI.
Bayangkan saja jika kolaborasi ini berhasil menciptakan mesin pencarian yang lebih pintar dibanding yang dimiliki Google, di mana kita bisa mendapatkan hasil pencarian yang sangat spesifik & terkustomisasi, bahkan makin di-feeding oleh data dan perintah, maka makin pintar dan sesuai hasil yang dimunculkan.
Seperti yang sudah banyak viral di sosial media, ChatGPT saat ini saja sudah bisa diperintah untuk membuat tulisan pendek untuk kebutuhan email, caption sosial media, bahkan ada yang mencobanya untuk menulis skripsi.
Sungguh sesuatu yang baru dan belum pernah ada sebelumnya, bahkan ini menjadi ancaman besar bagi Google, apakah Google bisa menyaingi dan berinovasi untuk menjawab tantangan ini?
Lesson Learned:
Sebagai sebuah bisnis kita tidak boleh terlena oleh "status quo" yang kita miliki selama ini, lihatlah bagaimana besarnya Google merajai pangsa pasar bisnis search engine dan digital di dunia, tapi bisa "dihancurkan" dalam waktu singkat oleh teknologi baru saat ini.
Microsoft sudah belajar dari kesalahan mereka masa lalu, di mana kesombongan status quo mereka di dunia software membuat ia kalah dengan Apple dan Android, mereka tidak mau mengulanginya untuk kedua kalinya.
Inilah indahnya kolaborasi, setiap bisnis bisa menjadi pemenang dan mendapatkan "lompatan kesuksesan" yang mereka raih bersama untuk menggebrak sang "status quo".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement