Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

NasDem Mesra Dekati Khofifah Tapi Konsisten Benci HTI dan FPI, Faizal Assegaf Bilang Tak Elok: Merusak Citra Anies!

NasDem Mesra Dekati Khofifah Tapi Konsisten Benci HTI dan FPI, Faizal Assegaf Bilang Tak Elok: Merusak Citra Anies! Kredit Foto: Dok. Instagram @faizal.assegaf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kritikus Faizal Assegaf menyoroti manuver Partai NasDem yang belakangan mengincar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai salah satu sosok yang dipertimbangkan menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan.

Langkah NasDem itu, kata Faizal, tidak elok karena ia menilai partai pimpinan Surya Paloh tersebut hanya sedang berusaha menggaet suara dari umat Islam.

Baca Juga: NasDem Lakukan Pendekatan ke Khofifah Tapi Tolak Keras FPI, Faizal Assegaf Tegas: Tidak Elok!

"Nasdem mesra ke Khofifah, benci pada FPI dan HTI. Pendekatan politik gituan ga elok. Terkesan mengejar target suara umat Islam dengan memposisikan kelompok kritis sebagai musuh dan intoleran," ungkapnya, dikutip dari cuitan di Twitter, Selasa (24/1/2023).

Ketimbang Nasdem, Faizal mengapresiasi Demokrat. Menurutnya, partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhuoyono (AHY) itu lebih konsisten rangkul umat Islam, sedangkan Nasdem ambigu.

"Manuver Nasdem menegaskan kebencian pada HTI dan FPI tanpa argumentasi yang sehat, merusak citra Anies yang condong merangkul semua kalangan. Mestinya, Nasdem sebagai parpol yang mengusung RESTORASI, tidak terjebak dalam polarisasi politik atas tafsir kepentingan kekuasaan yang pro liberalisme," ujarnya.

Baca Juga: Dukungan Rakyat Tak Terbendung, Faizal Assegaf: Fatal Akibatnya Bila Anies Dijegal dengan Menzalimi Realitas

Nasdem, kata Faizal, mestinya tidak buta sejarah. Menyadari betapa HTI dan FPI berperan besar dalam gerakan politik damai 212. Gerakan itu pula yang mengantarkan Anies ke kancah politik nasional.

"Kedua elemen tersebut sukses menyatukan suara umat Islam yang terzalimi dalam demokrasi liberal. Fakta historis tersebut jangan diabaikan, begitu saja," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: