Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Impor Pangan, Pemerintah Terus Dorong Diversifikasi

Tekan Impor Pangan, Pemerintah Terus Dorong Diversifikasi Pedagang memperlihatkan cabai merah di Pasar Botania, Batam, Kepulauan Riau, Senin (13/6/2022). Harga jual beberapa jenis cabai di daerah tersebut mengalami kenaikan seperti cabai rawit merah dari Rp50.000 menjadi Rp120.000 per kilogram dan cabai merah dari Rp30.000 menjadi Rp100.000 per kilogram akibat berkurangnya pasokan yang disebabkan cuaca buruk di sejumlah daerah penghasil. | Kredit Foto: Antara/Teguh Prihatna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mendorong kementrian/lembaga terkait untuk kembali menggalakkan program diversifikasi pangan. Ia menegaskan untuk menjaga ketahanan pangan nasional, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada beras sebagai makanan pokok.

“Upaya menjaga ketahanan pangan perlu diikuti dengan penggalakan kembali program diversifikasi pangan,” Ucap Maruf saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2023 di Jakarta, kemarin.

Ia menekankan pentingnya riset sebagai langkah utama dalam percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal. Untuk itu diperlukan peningkatan partisipasi swasta untuk berinvestasi dan pemerintah akan menyiapkan regulasi yang berisi insentif untuk menjadi daya tarik.

“Regulasi dan insentif pemerintah juga perlu dimanfaatkan untuk menarik partisipasi investor, swasta, di dalam program diversifikasi pangan, serta mendorong produksi pangan lokal maupun pengembangan produk turunannya,” Ujar Maruf.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpomengakui tantangan pangan semakin berat ke depannya. Namun ia memastikan pihaknya akan terus mengupayakan peningkatan kapasitas produksi pangan dalam negeri khususnya dalam substitusi pangan dan peningkatan ekspor.

“Kami akan meningkatkan kapasitas kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah, serta untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi,”tambahnya.

Kedua kami akan melakukan pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum. Kemudian domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi. Ketiga, Peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur,”imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: