Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Rakernas Asmindo, Dedy Rochimat Optimis Indonesia Jadi Pusat Mebel Terbesar

Di Rakernas Asmindo, Dedy Rochimat Optimis Indonesia Jadi Pusat Mebel Terbesar Kredit Foto: Asmindo

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2021 kontribusi industri mebel terhadap perolehan devisa negara sebesar USD2,88 miliar, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sebesar 32,71 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD2,17 miliar.

Negara tujuan ekspor mebel Indonesia, diungkap Dedy, masih didominasi oleh negara-negara pasar tradisional, yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan negera-negara Eropa, seperti Belanda, Jerman, Belgia, Inggris, dan Prancis. 

Baca Juga: Perkuat Pemasaran UMKM, Menkop-UKM Dorong Pengembangan Industri Oleh-oleh

"Karena itu guna memperluas akses pasar mebel dan kerajinan di pasar global, maka Asmindo mulai mengincar pasar ekspor di negara-negara non tradisional, dengan membangun kerja sama dan mengembangkan pasar pasar alternatif di kawasan Asia dan Afrika," ujarnya.

Kedua kawasan tersebut memiliki potensi pasar yang cukup baik, dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan daya beli masyarakatnya yang terus tumbuh. Selain pasar ekspor, Asmindo juga akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pasar domestik yang juga sangat potensial, sehingga terjadi keseimbangan antara pasar ekspor dan domestik.

Hal ini mengingat ada sekitar 270 juta penduduk Indonesia, ini potensi pasar yang sangat besar. "Jangan sampai peluang ini digarap oleh negara kompetitor lain," tegas Dedy.

Karena itu, program kerja Asmindo ke depan akan mulai berkonsentrasi dalam menggarap pasar domestik yang ada, sekaligus tetap membidik peluang pasar ekspor.

"Bagaimana pun, pasar domestik masih besar, apalagi dengan maraknya pembangunan, baik apartemen, hotel, maupun bangunan perkantoran di sejumlah daerah yang pasti membutuhkan banyak produk-produk mebel dan kerajinan," ucapnya.

Diakui Dedy, ada tantangan besar yang masih dihadapi Asmindo dalam melakukan pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional, yakni ketersediaan bahan baku, inovasi desain produk untuk konsumen internasional dan kreasi kesesuaian selera pasar, kompetensi sumber daya manusia, serta teknologi tepat guna.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Asmindo akan melakukan beberapa upaya, seperti melakukan MoU dengan Perum Perhutani, melaksanakan program inkubator wirausaha bekerja sama dengan BEDO, berupa program pelatihan dan pendampingan untuk para eksportir pemula,

Kemudian, melakukan MoU dengan Real Estate Indonesia (REI) guna meningkatkan pemasaran, khususnya produk UKM di pasar domestik melalui pengisian produk mebel dan kerajinan UKM pada program rumah bersubsidi.

Baca Juga: Cucu Pendiri Toyota Umumkan Mundur dari Posisi CEO, Persiapan ke Industri Mobil Listrik?

Selanjutnya, menyelenggarakan Asmindo Craft Festival, untuk membantu pemasaran produk-produk UKM melalui fasilitasi penyediaan galeri (permanent showroom) untuk pasar retail dan lain-lain.

"Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif solusi dan mampu menjawab tantangan yang ada. Sehingga impian kemajuan industri permebelan dan kerajinan nasional dapat segera tercapai," tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: