Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bidik 100 Persen Rasio Elektrikfikasi pada 2023, Kementerian ESDM Siapkan Dua Strategi

Bidik 100 Persen Rasio Elektrikfikasi pada 2023, Kementerian ESDM Siapkan Dua Strategi Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki dua strategi guna mencapai target  Rasio Elektrifikasi (RE) 100 persen pada tahun 2023.

Sebelumnya RE Tahun 2022 sebesar 99,63 persen meningkat sebesar 1,8 persen dari tahun 2021, yaitu sebesar 99,45 persen.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan salah satu strategi yang ditempuh Kementerian ESDM untuk memperluas akses ketenagalistrikan ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di area terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) adalah dengan menggenjot perluasan jaringan (grid extension) di desa-desa yang dekat dengan jaringan distribusi eksisting.

Baca Juga: Kementerian ESDM: 47 Persen Pembangkit Proyek 35.000 MW Telah Beroperasi

"Strateginya untuk Rasio Elekrifikasi 100 persen yaitu salah satunya dengan program perluasan jaringan penyambungan desa dan atau rumah tangga yang dekat dengan jaringan (grid) PLN, yakni melalui program grid extension," ujar Dadan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (2/2/2023).

Grid extension sendiri menjadi pilihan utama pemerintah untuk melistriki desa-desa yang belum terjamah jaringan listrik, untuk penggantian lampu-lampu LTSHE sebelumnya dan melistriki desa berlistrik non-PLN.

Kemudian langkah kedua, yaitu dengan pembangunan miningrid melalui pembangunan pembangkit yang memanfaatkan potensi energi baru terbarukan setempat untuk daerah yang sulit dijangkau melalui perluasan jaringan listrik PLN dan masyarakatnya bermukim secara komunal.

"Pembangunan minigrid dengan memanfaatkan energi setempat dan ini paling cocok untuk daerah kepulauan," ujarnya. 

Lanjutnya, penyediaan akses listrik untuk desa-desa yang masih gelap gulita di daerah 3T dilakukan dengan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis potensi lokal lengkap dengan alat penyalur daya listrik (APDAL) dan stasiun pengisian daya listrik (SPEL).

"Program ini untuk melistriki desa yang belum berlistrik yang masyarakatnya bermukim tersebar atau scattered, sehingga tidak dimungkinkan dibangun jaringan listrik maupun miningrid," tutupnya. 

Selain program di atas, untuk mempercepat capaian RE 100%, Pemerintah memberikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) 450 VA bagi Rumah Tangga (RT) Tidak Mampu belum berlistrik yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan pada tahun 2023 melalui program BPBL akan melistriki sekitar 83.000 RT.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: