Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fokus ke EBT, TBS Energi Tawarkan Obligasi dengan Mengincar Dana Rp500 Miliar

Fokus ke EBT, TBS Energi Tawarkan Obligasi dengan Mengincar Dana Rp500 Miliar Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) berencana melakukan penawaran Obligasi I TBS Energi Utama Tahun 2023 dengan mengincar dana segar Rp500 miliar. Obligasi tersebut terbagi menjadi 2 Seri yaitu Seri A dan Seri B. 

Direktur TBS, Juli Oktarina mengungkapkan bila obligasi Seri A menawarkan indikasi kupon antara  8,25% - 9,25% dengan jangka waktu 3 tahun. Sementara Obligasi Seri B menawarkan indikasi kupon antara  9,25% - 10,25%, yang akan dibayarkan setiap Triwulan dengan jangka waktu 5 tahun. 

“Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah melakukan pemeringkatan obligasi oleh Pefindo dan mendapat peringkat idA/Stable (Single A),” ucapnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/2/2023). 

Baca Juga: TBS Energi Utama Anggarkan Capex 90 Persen di Sektor Non-Batu Bara

Lebih lanjut Juli menuturkan bila obligasi ini telah memasuki masa penawaran awal (Book Building) sejak 30 Januari – 13 Februari 2023. Rencananya akan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 23 Februari 2023 dan memasuki masa penawaran umum pada 27-28 Februari 2023. Penjatahan akan ditetapkan pada 1 Maret 2023 dan perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan dan distribusi Obligasi secara elektronik dilakukan pada 3 Maret 2023. 

Untuk penerbitan Obligasi ini, Perseroan menunjuk dua penjamin pelaksana emisi Obligasi, yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas, dan juga menunjuk PT Bank Mega Tbk sebagai Wali Amanat.

Juli menyebut bahwa sampai dengan saat ini perseroan memiliki rekam jejak pertumbuhan yang positif baik untuk Aset maupun Ekuitas dimana keduanya bertumbuh lebih dari 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. 

“Kami telah membuktikan kemampuan kami dalam mengeksekusi proyek dan bertransformasi dari awalnya perusahaan batubara, menuju perusahaan energi dan sekarang menuju perusahaan Energi Terintegrasi yang fokus pada keberlanjutan,” Ungkapnya. 

Baca Juga: PT TBS Energi Utama Sebut 50 Komposisi Perusahaan Akan Berasal dari EBT pada 2030

Sementara itu, SVP of Corporate Finance & Investor Relation TBS, Mirza Hippy mengatakan, disiplin dalam pengelolaan keuangan telah membuahkan hasil yang positif bagi rasio-rasio keuangan Perseroan baik dari segi likuiditas, profitabilitas maupun profil kredit. 

Ia menyebut bahwa perseroan berhasil mencatat penjualan, EBITDA, laba dan arus kas operasional yang solid dan positif di tahun 2022 yang didukung oleh operasional aset PLTU di Gorontalo dan Sulawesi Utara.

“Kami berhasil membukukan peningkatan pendapatan hingga 64 persen, EBITDA hingga 95 persen dan Arus Kas Operasional hingga 148 persen. Hal ini didukung oleh kenaikan harga batubara dan juga operasional dari kedua aset PLTU yang telah mulai beroperasi secara penuh di tahun 2022,” Ujar Mirza.

Sedangkan untuk Rasio Likuiditas juga menunjukan tren yang positif di mana Cash Ratio dan Current Ratio meningkat hingga 135 persen. Profitabilitas juga menunjukan tren positif dengan peningkatan EBITDA margin hingga 47% persenyang ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual batubara baik untuk pertambangan maupun trading. 

Baca Juga: TBS Energi Utama Guyur Miliaran Rupiah ke Anak Usaha di Sektor EBT

“Kami juga terus melanjutkan pengelolaan utang yang baik di mana nilai utang perusahaan telah berkurang yang ditunjukan dengan berkurangnya Debt to Equity Ratio dan juga adanya peningkatan kemampuan pembayaran (Interest Payment Coverage) meningkat hingga 51 persen (Audited),” Ungkapnya. 

Disisi lain, SVP of Corporate Strategy & Investor Relations TBS, Nafi Achmad Sentausa menambahkan, catatan positif yang dicapai di tahun 2022 menunjukan kemampuan Perseroan untuk terus tumbuh dan mendanai proyek-proyek Perseroan ke depan sejalan dengan transformasi menuju bisnis hijau.

Dengan rekam jejak pertumbuhan dan eksekusi proyek selama ini, ditopang dengan tim yang kuat dan berpengalaman, Perseroan akan terus bertumbuh dan mencapai targetnya menjadi Perusahaan Energi Terintegrasi yang berfokus pada keberlanjutan.

“Pendapatan dan arus kas yang kami peroleh akan digunakan untuk pengembangan bisnis hijau di Indonesia yang meliputi transformasi pasar kendaraan roda 2 dengan nilai pasar hingga US$9 miliar, dan juga memposisikan perseroan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia yang potensinya hingga 2030 mencapai 20GW,” Ujar Nafi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: