Rocky Gerung Sebut Jokowi Tunggu Informasi dari Airlangga Pasca Kedatangan Surya Paloh: 'Ngomong Apasih sama NasDem?'

Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera lakukan reshuffle terhadap kabinet menterinya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang diduga kuat menteri dari partainya akan terkena kocok ulang justru melakukan kunjungan politiknya ke Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Mengenai pertemuan ini, Pengamat Politik dan Akademisi Rocky Gerung menyebut Airlangga Hartarto punya hitung-hitungan sendiri yang tidak diketahui oleh Jokowi sehingga ia menyambut baik kunjungan dari Surya Paloh.

“Hitung-hitungan itu diketahui oleh Airlangga, Pak Jokowi nggak ngerti, tentu Pak Jokowi dibuat mengerti oleh Luhut dan Mahfud MD, tapi pengertian normatif tidak membatalkan aspirasi publik yang deras ke Anies,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Jumat (3/2/2).

Baca Juga: Sukses Pimpin Jakarta Meski 'Digebuki' Habis-habisan dari Awal Menjabat Jadi Alasan Eks PSI Dukung Anies Baswedan: Pantas Jadi Presiden!

“Jadi kira-kira itu dasarnya kenapa kemudian Airlangga harus bertemu dengan Surya Paloh,” tambahnya.

Rocky juga menyebut Airlangga Hartarto sudah memberi tahu atau paling tidak memberi sinyal bahwa dirinya akan bertemu dengan Surya Paloh.

Jokowi juga menurut Rocky menunggu informasi dari Airlangga terkait pertemuan tersebut.

“Pasti sudah kasih sinyal dulu ke Pak Jokowi, ‘saya mau ketemu NasDem’,” ungkapnya.

“Tentu Pak Jokowi juga tunggu informasi dari Airlangga, ‘Ngomong apasih sama NasDem?’, tapi informasi itu disembunyikan oleh Airlangga sebagian, nggak mungkin dia bicarain semua ke Jokowi.

Baca Juga: Telak! Ganjar Pranowo Melampaui Anies Baswedan, Relawan Bangga: Gubernur Kampung Unggul Dibandingkan Gubernur Fasih Bahasa Inggris!

Sementara itu, Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Willy Aditya menyatakan silaturahmi ketua umumnya, Surya Paloh, ke parpol lain merupakan upaya menjaga demokrasi Indonesia.

Menurut Willy, langkah itu perlu dilakukan demi mencegah kembalinya penerapan sistem proporsional tertutup di pemilu yang berpotensi membawa demokrasi Indonesia mundur ke belakang.

"Agar demokrasi kita tidak side back ke zaman kegelapan, di mana ada upaya orang tertentu untuk mengembalikan pada sistem proposional tertutup, oleh karena itu, Pak Surya terpanggil untuk bersilaturahmi ke beberapa partai," kata Willy di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (2/2).