Di tengah persaingan pasar yang ketat, branding menjadi salah satu hal yang penting bagi pedagang. Klaim Plugo sebagai platform yang paling cocok untuk membantu pelanggan didasari pada kemampuan yang tidak hanya memungkinkan transaksi pelanggan namun juga pada dukungan untuk membangun identitas merek.
"Klaim all-in-one yang kami buat bukannya tanpa pembenaran. Plugo memungkinkan bisnis untuk mengintegrasikan toko online mereka dengan berbagai platform perdagangan sosial dan pasar. Fitur ini yang kami sebut sebagai PlugoSync, memungkinkan pedagang untuk menjual di mana saja tanpa meninggalkan dasbor Plugo mereka," terang Bang.
Data dari Bank Indonesia melaporkan bahwa penyatuan e-commerce dengan social commerce telah meningkatkan transaksi ecommerce mencapai 19% pada tahun 2022 atau setara dengan Rp479,3 triliun, tumbuh 33,2% YoY dibandingkan pada tahun 2021. Saat ini, social commerce paling mendominasi di Indonesia ditempati oleh TikTok Shop diikuti WhatsApp Business, Facebook, dan Instagram Shop. Terkait ini Bang menyampaikan bahwa hal tersebut memmberikan peluang yang sangat besar bagi Plugo.
Dari dasbor Plugo, pedagang dapat mengintegrasikan TikTok Shop, Katalog Facebook, dan Instagram Shop sekaligus serta dapat menjalankan kampanye iklan langsung dari dasbor Plugo. Sejak didirikan pada tahun 2022 di Singapura, Plugo memiliki kantor di Jakarta, Indonesia dan Seoul, Korea Selatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement