Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Kota Pusat Gempa Suhu Capai Titik Beku, Begini Para Korban dan Keluarga Bertahan

Di Kota Pusat Gempa Suhu Capai Titik Beku, Begini Para Korban dan Keluarga Bertahan Kredit Foto: Reuters/Sertac Kayar
Warta Ekonomi, Damaskus -

Suhu turun mendekati titik beku semalaman pada Senin (6/2/2023), kondisi yang memburuk bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal.

Di Kahramanmaras, utara Hatay, Turki, seluruh keluarga berkumpul di sekitar api unggun dan membungkus diri dengan selimut agar tetap hangat.

Baca Juga: Di Turki, Malam yang Dingin Dipenuhi dengan Jeritan dan Tangisan Para Korban

"Kami nyaris tidak berhasil keluar rumah," kata Neset Guler, seorang korban selamat yang berkerumun di sekitar api bersama keempat anaknya.

"Situasi kami adalah bencana. Kami lapar, kami haus. Menyedihkan," tegasnya, seperti dilansir Reuters.

Koneksi internet yang buruk dan jalan yang rusak antara beberapa kota yang paling parah terkena dampak di selatan Turki, rumah bagi jutaan orang, menghambat upaya untuk menilai dan mengatasi dampaknya.

Presiden Turki Tayyip Erdogan, mempersiapkan pemilihan yang sulit pada bulan Mei, menyebut gempa itu sebagai bencana bersejarah dan mengatakan pihak berwenang sedang melakukan semua yang mereka bisa.

"Semua orang mengerahkan hati dan jiwa mereka ke dalam upaya meskipun musim dingin, cuaca dingin dan gempa yang terjadi pada malam hari membuat segalanya menjadi lebih sulit," katanya. Dia mengatakan 45 negara telah menawarkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan.

Di kota Iskenderun, Turki, tim penyelamat memanjat tumpukan puing yang dulunya merupakan bagian dari unit perawatan intensif rumah sakit pemerintah untuk mencari korban selamat. Petugas kesehatan melakukan apa yang mereka bisa untuk menangani serbuan baru pasien yang terluka.

"Ada pasien yang dioperasi tapi kami tidak tahu apa yang terjadi," kata Tulin, perempuan berusia 30-an, berdiri di luar rumah sakit, menyeka air mata dan berdoa.

Gempa yang diikuti oleh serangkaian gempa susulan itu merupakan yang terbesar yang tercatat di seluruh dunia oleh Survei Geologi AS sejak gempa di Atlantik Selatan yang terpencil pada Agustus 2021.

Di Turki, jumlah korban tewas mencapai 2.316, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), menjadikannya gempa paling mematikan di negara itu sejak gempa dengan kekuatan serupa pada 1999 yang menewaskan lebih dari 17.000 orang. Lebih dari 13.000 dilaporkan terluka dalam gempa hari Senin.

Setidaknya 1.444 orang tewas di Suriah dan sekitar 3.500 terluka, menurut angka dari pemerintah Damaskus dan petugas penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: