Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Titik Balik Sejarah Mata-Mata Dunia dari Balon Pengintai China, Kok Bisa?

Titik Balik Sejarah Mata-Mata Dunia dari Balon Pengintai China, Kok Bisa? Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Warta Ekonomi, Washington -

Ketika balon pengintai China pertama kali melewati ruang udara Amerika Serikat di utara Pulau Aleutian, Alaska pada 28 Januari, Pemerintah AS yakin balon itu akan melintasi daerah yang jarang penduduknya. Tapi dua hari kemudian, balon itu melakukan sesuatu yang tak terduga.

Balon tersebut melambat, hampir seperti berkeliaran di atas Kanada. Kemudian mengubah arah terbangnya dan bergerak ke selatan dalam lintasan baru yang akhirnya terbang di atas Negara Bagian Idaho.

Baca Juga: Kosta Rika: Soal 'Balon Mata-Mata' China Sudah Minta Maaf Kok

"Pada saat itu kami tahu ini berbeda," kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, Senin (6/2/2023).

Pejabat tersebut mengatakan, balon mata-mata China sudah pernah terbang di atas wilayah AS. Tapi manuver balon yang terbaru bergerak ke arah lokasi sensitif AS, meningkatkan peringatan di Komando Pertahanan Ruang Udara Utara Amerika AS.

AS mengoperasikan pangkalan militer dan silo rudal nuklir di Montana, negara bagian yang berbatasan dengan Idaho.

Kemunculan balon China ini menimbulkan gejolak politik di AS dan mengakibatkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda kunjungannya ke Beijing yang dijadwalkan akhir pekan lalu. Presiden AS Joe Biden meminta opsi dari militer untuk mengatasi krisis yang berkembang tapi belum terungkap ini.

Militer AS mengembangkan rencana untuk menembak jatuh balon yang terbang di atas Montana pada Rabu (8/2/2023).

Pada Rabu mendatang, Bandara Billingsi diminta untuk membersihkan ruang udara di dekatnya. Ketika militer mengerahkan pesawat tempur F-22 sebagai persiapan bila Biden memerintahkan menembak jatuh balon tersebut.

"Bahkan bila tindakan protektif itu diambil ini komandan militer kami menilai kami tidak menurunkan cukup risiko, jadi kami tidak menembak," kata seorang pejabat tinggi pertahanan AS.  

Pejabat militer AS lainnya yang juga tidak disebutkan namanya mengatakan, puing-puing balon itu jatuh dengan radius sekitar 11 kilometer sehingga menimbulkan risiko korban jiwa pada masyarakat AS dan berpotensi merusak infrastruktur.

Opsi terbaik dan paling aman menembak jatuh balon itu di atas laut. Langkah itu juga dapat membantu intelijen AS mengambil sisa balon China untuk dipelajari.

Pemerintah AS menolak mengatakan lokasi mana yang diintai balon China yang tampaknya terbang di dekat pangkalan sensitif AS di Pangkalan Udara Militer Malmstrom di Montana. Terdapat 150 silo rudal balistik antar-benua di pangkalan tersebut.

Balon juga terbang di Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska yang merupakan markas Komando Strategis AS, yang bertanggung jawab pada kekuataan nuklir. Balon itu juga tampaknya terbang di atas Pangkalan Angkatan Udara Whitman di Missouri yang mengoperasi pesawat bomber B-2.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: