Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramai Mobil Listrik Esemka, Rocky Gerung Sebut Capres Tak Boleh Buta Teknologi: Harus Ada Konvensi!

Ramai Mobil Listrik Esemka, Rocky Gerung Sebut Capres Tak Boleh Buta Teknologi: Harus Ada Konvensi! Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menanggapi soal mobil listrik yang bakal diluncurkan oleh Esemka, Rocky Gerung mengatakan Indonesia telah tertinggal tren teknologi dunia. Di saat Indonesia masih membangga-banggakan mobil listrik, negara lain telah mengembangkan mobil hidrogen yang lebih ramah lingkungan.

Atas kondisi itu, Rocky Gerung menggarisbawahi calon presiden mendatang harus memahami perkembangan teknologi dunia, termasuk memahami tentang ekonomi energi baru terbarukan.

"Jadi, bagian-bagian ini yang harusnya ada di percakapan. Tapi, kita nggak lihat tuh Erick Thohir ngomong soal itu, Ganjar juga nggak. Anies sempat ngomong di beberapa tempat, makanya orang lihat Anies lebih konsepsional," kata Rocky Gerung, dikutip dari Youtube pribadinya, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga: Bangkit dari Kubur, Esemka Kebanggaan Jokowi Tiba-tiba Bikin Gebrakan di Level Internasional, Demi Pemilu 2024?

Bukannya bermaksud meremehkan Ganjar, lanjut dia, namun ia mendorong agar para capres nantinya banyak membaca hasil diskusi dunia, khususnya tentang arah perkembangan ekonomi dan teknologi. Dengan begitu, argumen-argumen yang disampaikan oleh para capres lebih konsepsional.

"Karena itu, konvensi ini mesti dibuka. Capres harus lewat konvensi supaya ada percakapan yang konseptual," tegasnya.

Dia mendorong adanya duel argumen di ruang terbuka oleh para kandidat sehingga capres dihasilkan bukan secara main-main.

"Kalau nggak ada konvensi, itu artinya calon presiden dihasilkan dari main lato-lato kan, 'lama-lama tolol'," imbuh dia.

Senada dengan Rocky Gerung, publik juga menginginkan adanya konvensi terbuka yang melibatkan kader parpol dan non parpol. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei Litbang Kompas periode Januari 2023.

Survei menunjukkan 68,8% responden setuju konvensi dilakukan secara terbuka. Adapun hasil lainnya memperlihatkan 9,1% responden ingin konvensi hanya melibatkan kader internal parpol, 8,3% merasa konvensi penjaringan parpol tak perlu dilakukan, dan 2,4% menyatakan tidak tahu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: