Kredit Foto: Istimewa
Para pemimpin dari industri mobil listrik kawasan euro menyerukan pemerintah untuk mempertahankan target emisi nol untuk penjualan mobil baru pada 2035. Pihaknya memperingatkan bahwa setiap bentuk pelonggaran akan mengancam investasi dan memperlebar jarak ketertinggalan Uni Eropa dari China.
Kelompok Kampanye E-Mobility Europe dan ChargeUp Europe menyatakan kekhawatiran mendalam atas upaya untuk melemahkan target tersebut, menyusul lobi intens dari industri otomotif yang lebih luas.
Baca Juga: Mobil Listrik Nasional dari Thailand Nex Point Bersiap Masuk ke Pasar Otomotif Indonesia
“Kami sangat prihatin dengan upaya-upaya terbaru untuk mengurangi ambisi terkait emisi,” tulis E-Mobility Europe dan ChargeUp, dilansir dari Reuters, Kamis (11/12).
Kedua kelompok menegaskan bahwa membuka kembali ruang bagi teknologi transisi, seperti plug-in hybrid dan bahan bakar netral karbon, akan menciptakan ketidakpastian dan memperlambat adopsi kendaraan listrik.
China di sisi lain dapat diuntungkan oleh hal tersebut dengan terus melaju cepat dan menekan biaya produksi kendaraan listrik mereka.
“Setiap keterlambatan dalam kawasan euro hanya memperlebar kesenjangan dengan China,” ungkap E-Mobility Europe dan ChargeUp.
Paket kebijakan otomotif kawasan euro sendiri telah menjadi sasaran lobi besar-besaran, dengan berbagai surat dari industri maupun kelompok kampanye membanjiri jelang keputusan resmi dari Uni Eropa.
Baca Juga: Mobil Listrik Nio Alami Kecelakaan Hebat hingga Mobil Terbelah!
Komisi Eropa sendiri dijadwalkan mengumumkan paket otomotif tersebut pada 16 Desember. Ia akan dapat memberikan fleksibilitas lebih pada target emisi dan berpotensi melonggarkan larangan efektif terhadap penjualan mobil bermesin pembakaran mulai 2035.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement