Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Profesor Turki Penasaran Ambruknya Bangunan Tembus Ribuan: Kayak Pancake, Insinyur Paling Tidak Suka!

Profesor Turki Penasaran Ambruknya Bangunan Tembus Ribuan: Kayak Pancake, Insinyur Paling Tidak Suka! Kredit Foto: Reuters/Mahmoud Hassano
Warta Ekonomi, Istanbul -

Seorang profesor dari Universitas Bogazici di Istanbul, mengatakan bahwa dengan ribuan bangunan runtuh dan banyak kerusakan pertanyaannya adalah peran para pembangun atau kontraktor infrastruktur di negara itu.

“Hal yang paling sering terjadi adalah jenis keruntuhan, yang kami sebut keruntuhan panekuk (pancake), yang merupakan jenis keruntuhan yang kami para insinyur tidak suka melihatnya,” kata Mustafa Erdik, seorang profesor teknik gempa.

Baca Juga: Rakyat Turki Malah Terpecah Gegara Gempa, Rezim Erdogan Bikin Kecewa: Kami Bayar Pajak, Hasilnya Ini?

“Dalam keruntuhan seperti itu, sulit --seperti yang Anda lihat-- dan sangat tragis untuk menyelamatkan nyawa. Itu membuat operasi tim pencarian dan penyelamatan menjadi sangat sulit,” terangnya.

Erdik mengatakan kepada CNN gambar reruntuhan yang luas setelah gempa menunjukkan "bahwa ada kualitas desain dan konstruksi yang sangat bervariasi."

Ia mengatakan, jenis kegagalan struktur pascagempa biasanya berupa keruntuhan sebagian.

“Keruntuhan total adalah sesuatu yang selalu Anda coba hindari baik dalam kode maupun desain sebenarnya,” tambahnya.

Erdik juga mengatakan dia yakin banyak bangunan yang runtuh kemungkinan besar “dibangun sebelum tahun 1999”. Dia menambahkan akan ada juga contoh di mana beberapa bangunan tidak sesuai dengan kode.

“Kode di Turki sangat modern, sangat mirip dengan kode AS. Namun sekali lagi, kesesuaian kode adalah masalah yang kami coba atasi dengan prosedur hukum dan administratif. Kami memiliki izin dari pemerintah kota dan kontrol untuk desain, kontrol untuk konstruksi. Tapi sekali lagi, ada hal-hal yang kurang," terang Erdik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: