Erdogan Enggak Serius Urus Korban Gempa Gegara Kejar Pemilu di Bulan Mei?
Gempa bumi paling mematikan di Turkiye dalam satu generasi telah memberi Presiden Recep Tayyip Erdogan tantangan penyelamatan dan rekonstruksi besar-besaran.
Situasi tersebut akan secara nyata membayangi agenda menjelang pemilihan umum (pemilu) bulan Mei yang ditetapkan sebagai yang terbesar dalam dua dekade kekuasaannya.
Sehari setelah gempa melanda, menewaskan lebih dari 3.500 orang di Turkiye, partai oposisi dan beberapa penduduk di daerah yang paling parah mengeluh bahwa pihak berwenang lamban atau tidak siap untuk bereaksi terhadap kehancuran.
Setiap persepsi bahwa pemerintah gagal mengatasi bencana dengan baik, atau tidak menegakkan aturan bangunan yang memadai di negara yang rawan gempa bumi, dapat merusak prospek Erdogan dalam pemungutan suara.
Tetapi para analis mengatakan presiden, seorang juru kampanye terampil yang pemerintahannya telah menangani gempa bumi, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya sejak ia berkuasa pada tahun 2003, dapat menggalang dukungan nasional seputar respons krisis dan memperkuat posisinya.
Berbicara hanya beberapa jam setelah gempa Senin (6/2/2023), yang dia gambarkan sebagai yang terburuk yang melanda Turkiye dalam lebih dari 80 tahun, Erdogan mengatakan ribuan petugas penyelamat telah dimobilisasi dan tidak ada upaya yang dapat dilakukan dalam kondisi musim dingin yang keras.
Pemerintah mengumumkan "peringatan tingkat 4", menyerukan bantuan internasional, dan keadaan darurat selama tiga bulan di provinsi yang paling terkena dampak.
"Erdogan merespons krisis dengan cepat dan koheren," kata konsultan Eurasia Group, dilansir Reuters.
"Itu kemungkinan akan memoles citra pemimpinnya yang kuat menjelang pemilihan 14 Mei --jika pemerintah dapat mempertahankan momentum awalnya," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement