Efek Dibangun Buru-buru Sama Anies Baswedan, JIS Berakhir Hujan Kecaman: Apakah Ini Cerminan dari...
"Sarana penunjang lainnya nggak ada, ya nggak apa-apa. Toh yang merasakan hanya yang ke stadion atau yang pakai infrastrukturnya saja, yang 100.000 orang yang hadi ke sana yang tahu masalahnya, sementara yang 100 juta orang yang enggak pernah ke sana hanya lihat berita dan gambar saja," ungkap dia.
Selain itu, kata Bossman, untuk berita juga bisa diarahkan dan gambar bisa diedit dan diperindah.
Bagi yang mengeluhkan sarana JIS, menurut Bossman, paling cuma 50 ribuan orang atau bagi mereka yang mengerti sering nonton konser atau nonton bola di luar negeri. Sedangkan sisanya tidak tahu.
Bossman membandingkan JIS dengan stadion berstandar bagus di luar negeri di mana orang-orang bisa meninggalkan stadion dalam waktu 30 menit, meskipun jumlahnya hingga 100 ribu orang.
"Kecil kok antara yang tahu dan tidak tahu. Rakyat yang tahu hanya ada gedung megah, ada jalanan dibangun, keren lewat media," kata Bossman.
Dia juga menilai pembangunan JIS sudah parah, apalagi jika tidak segera dibuatkan prasarana penunjang lainnya.
"Waduh, parah ya begini cara bertindaknya. Ke depan kita harus stop budaya populerism dan narcissistic begini," tandas Bossman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement