Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerbong Haji Lulung yang Dukung Anies Digusur dari Kepengurusan PPP, Pengamat: Langkah yang Sangat Keliru

Gerbong Haji Lulung yang Dukung Anies Digusur dari Kepengurusan PPP, Pengamat: Langkah yang Sangat Keliru Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Baru-baru ini, susunan kepengurusan DPW PPP DKI Jakarta telah mengalami peromabakan. Sosok yang tersingkirkan adalah gerbong mendiang Abraham Lunggana alias Haji Lulung, pendukung Anies Baswedan sebagai capres.  

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, adalah hal yang keliru. Ujang menyebut PPP akan rugi besar secara elektoral karena menyingkirkan gerbong Lulung ini. Bahkan, tindakannya akan membawa PPP DKI menuju kehancuran.

"Saya melihat paling tidak di DKI kelihatannya PPP akan hancur. Bahkan di daerah-daerah lain juga banyak yang diganti karena mungkin yang diganti itu termasuk gerbongnya Haji Lulung yang dianggap mendukung Anies Baswedan," ujar Ujang saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.

Baca Juga: Mana yang Lebih Cocok Dampingi Anies, AHY atau Khofifah?

Dalam kondisi adanya geng Lulung, PPP DKI juga melalui hasil berbagai lembaga survei tidak memiliki elektabilitas yang tinggi. Partai lambang kabah itu juga terancam tak lolos parliamentary thereshold atau ambang batas lolos parlemen minimal 2 persen suara.

"PPP terancam dalam hasil survei tidak lolos ke Senayan, malah banyak melakukan manuver dan tindakan yang salah. Salah satunya tadi, menghajar gerbong Haji Lulung," ucapnya.

Dampak gerbong Lulung pada elektoral PPP sudah terbukti kuat. Pada era kepemimpinan Haji Lulung sebagai Ketua DPW DKI, PPP berhasil memperoleh kursi DPRD DKI 10 kursi di periode 2014-2019.

Baca Juga: PPP Singgung Penundaan Pemilu, Pengamat: Kalau Tidak Siap Nggak Usah Ikut!

Begitu mereka pindah ke PAN, PPP hanya mendapat satu kursi dan sembilan kader PAN melanggeng jadi legislator Kebon Sirih. Ia pun menyayangkan PPP yang malah masih berkutat dengan konflik internalnya. Padahal, partai lain sudah sibuk melakukan konsolidasi menyambut Pemilu 2024.

"Sangat disayangkan jika karena konflik internal, karena perbedaan dukungan di internal PPP soal perbedaan pandangan di antara kader PPP berujung pada misalkan tergerusmya suara PPP pada pemilu 2024 nanti," pungkasnya.

Baca Juga: Semangat Membara, Relawan Anies Incar Perluasan Hingga ke Kelurahan dan Desa

Sebelumnya, Anggota Majelis Pertimbangan DPW PPP Jakarta Maman Firmansyah mengkritik Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Mardiono yang merombak kepengurusan DPW PPP DKI. Pasalnya, kebijakan ini diambil diduga karena mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

DPW PPP DKI sudah pernah menyatakan dukungan ke Anies Baswedan saat Mukercab serentak DPC PPP se-Jakarta di Hotel Paragon Jakarta, pada 25 September 2022 lalu. Ia menilai tidak ada salahnya DPW sekadar menyampaikan rekomendasi.

Perombakan kepengurusan DPW PPP DKI meliput pencopotan Ketua DPW PPP DKI, Guruh Tirta Lunggana, sekaligus anak mendiang Haji Lulung dan pemecatan sejumlah ulama dalam Majelis Syariah DPW PPP DKI.

Baca Juga: Loyalis Anies Siap Cari Dana untuk Lunasi Utangnya Jika Syarat Ini Dipenuhi

"Apa yang salah dari rekomendasi itu, sehingga anak Haji Lulung pantas dicopot? Kan DPP belum memutuskan Capres yang mau diusung. Lalu DPP juga juga berungkali membebaskan DPW-DPW untuk memuculkan nama-nama Capres?" ujar Maman kepada wartawan beberapa hari yang lalu.

Maman juga menyesalkan, Mardiono tidak sedikit pun mempertimbangkan pengorbanan mendiang Haji Lulung, ayahanda Tirta Lunggana yang rela berkorban mundur dari DPR RI yang saat itu diminta mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa untuk membantu mengembalikan suara PPP di Jakarta. 

Begitu juga dengan Tirta Lunggana dan Riano P. Ahmad yang kemudian juga menyusul mundur sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk mengembalikan suara PPP Jakarta.

Baca Juga: Klaim Sudah Kuasai Suara Indonesia Timur, Relawan Anies: Belum Umumkan Cawapres pun Sudah Unggul

Maman mengaku khawatir, karena berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, peristiwa PPP kehilangan banyak kursi di DPRD DKI akan kembali terulang di Pemilu 2024 mendatang akibat konflik dan perpecahan di internal pengurus PPP.

“Kita ini kembali ke PPP untuk mendukung Haji Lulung. Dia berkorban sampai mundur dari DPR RI, Bahkan Tirta dan Riano juga mundur dari anggota DPRD untuk membantu PPP mengembalikan suara. Dan saya bagian tak terpisahkan dari itu, kebetulan saya dua periode di Dapil yang sama,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: