Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Heran Hilirisasi Ditentang Sejumlah Negara, Airlangga: Cadangan Nikel Indonesia Paling Tinggi!

Tak Heran Hilirisasi Ditentang Sejumlah Negara, Airlangga: Cadangan Nikel Indonesia Paling Tinggi! Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian melaporkan bahwa cadangan nikel dan produksi nikel Indonesia menempati peringkat pertama di dunia.

Berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat, cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22% cadangan global. Sedangkan, produksi nikel Indonesia tembus sebesar 1 juta ton, melebihi Filipina (370 ribu ton) dan Rusia (250 ribu ton).

Baca Juga: Airlangga Tuding Nasdem Tahan Diri di Koalisi Perubahan, Ahmad Ali: Airlangga Kali yang Tahan Dukungan untuk Anies

Maka dari itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia percaya diri bisa menjadi pemain kunci global dalam industri hilirisasi berbasis komoditas, dengan mengurangi ekspor bahan mentah dan meningkatkan hilirisasi industri berbasis SDA di dalam negeri.

"Hilirisasi nikel juga telah terbukti berkontribusi positif dan di sepanjang 2022 telah berkontribusi 2,17% terhadap total ekspor non migas," kata Airlangga, begitu dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (11/2/2023).

Dengan begitu, pemerintah menyebut bakal terus mendorong dan memperkuat hilirisasi industri pada salah satu komoditas dengan jumlah cadangan dan produksi terbesar di dunia tersebut.

Untuk diketahui, Airlangga juga baru saja melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Pembangunan Proyek Pertambangan dan Pengolahan Nikel Rendah Karbon Terintegrasi PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI), di Morowali, Sulawesi Tengah, pada Jumat (10/2/2022) kemarin.

Baca Juga: Anies Baswedan Sudah Buka Suara Soal Utang, Jawaban Sandiaga Dinantikan: Jangan Dibiarkan...

Airlangga menyebut, alokasi total biaya investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 73 ribu ton per tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: