Penguatan Pasar Domestik dan Hilirisasi Kunci Indonesia Bertahan dari Ketidakpastian Global
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengaku, dunia sedang mengalami fracture economy dimana banyak negara lebih melihat kepentingan ekonomi di dalam negerinya dibandingkan menjalin kerja sama multilateral atau kerja sama perdagangan secara luas, serta globalisasi yang mundur paska pandemi Covid-19. Untuk menggenjot ekspor, lanjutnya, pemerintah bisa memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjalin kerja sama bilateral atau bersinergi dengan beberapa negara.
"Saya pikir ini kesempatan yang sangat baik untuk membangun hubungan bilateral. Nggak perlu jauh-jauh ada Vietnam, Filipina, Malaysia yang memuji-muji Indonesia. Itu bisa menjadi momentum untuk kita bisa penetrasi ekspor produk-produk industri ataupun produk hilirisasi," imbuhnya.
Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menilai ada sejumlah tantangan utama bagi perekonomian dunia yakni ketegangan Geopolitik, ancaman resesi global, climate change & digitalisasi.Tahun 2023 masih akan banyak tantangan dari dampak inflasi global yang masih tinggi dan pengetatan kebijakan moneter dunia.
Namun, menurut Asisten Deputi Bidang Kepesertaan Skala Besar BPJamsostek, A. Fauzan, Indonesia beruntung memiliki modal yang baik dengan ekonomi yang relatif lebih resilien tetapi harus tetap waspadadalam mengelola sektor keuangan. Kendati demikian, masyarakat atau tenaga kerja tetap butuh perlindungan sosial jika suatu saat dampak ekonomi global mempengaruhi tempatnya bekerja.
"BPJamsostek berperan dalam membantu mempertahankan kondisi ekonomi mereka dan kemampuan bertahan di pasar kerja, melalui perlindungan jaminan sosial dan peningkatan kesejahteraan pekerja. Sejalan dengan fokus utama coverage kepesertaan Bukan Penerima Upah (BPU) di tahun 2023," ungkapnya. Baca Juga: Ekonomi RI Pulih Lebih Cepat Berkat UMKM, Menko Airlangga: Terima Kasih Toko Kelontong!
Adapun program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJamsostek meliputi Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan yang terbaru Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Hingga saat ini, ada 35,8 juta peserta aktif yang telah dilindungi BPJamsostek.
Senada, meskipun dihadapkan pada banyak tantangan, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menilai, ada peluang yang bisa diambil untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Misalnya pengembangan proyek investasi dimana kemajuan proyek strategis nasional serta pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menarik investasi bisnis.
Lalu, kehadiran UU P2SK diyakini akan lebih memberikan kepastian hukum dan mempersiapkan industri keuangan untuk Global Best Practice dan teknologi di masa depan. "Aktivitas belanja partai politik jelang pemilihan presiden berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik," tambah Iman.
Di BEI sendiri, untuk menghalau berbagai tantangan global, pihaknya menjalin sinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung Perusahaan Tercatat untuk menerapkan GCG yang unggul. "GCG yang baik merupakan salah satu kunci keberlanjutan perusahaan. BEI telah menjadi pendukung utama implementasi GCG oleh stakeholders," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) juga meyakini bahwa sinergi dan kolaborasi dapat mendorong peran PTPN dalam mendukung ketahanan pangan dan sektor energi. Salah satunya adalah kolaborasi yang dilakukan PTPN III (persero) dengan FGV Holdings.
Kerja sama yang dilakukan meliputi Pengembangan bisnis sektor hulu dan hilir di bidang komoditi Non-Kelapa Sawit; Pengembangan bisnis sektor hilir di bidang komoditi Kelapa Sawit; Kerja sama kegiatan bisnis sektor hulu di bidang komoditi Kelapa Sawit di wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, dan sebagainya.
Kemudian, peningkatan kemandirian petani sawit melalui Integrasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini dan pengolahan minyak makan merah. "Keutamaan minyak makan merah itu memiliki kandungan Vit A & E yang berdampak pada upaya mengatasi Stunting, cocok untuk dikembangkan di remote area, terciptanya kemitraan yang kokoh antarapetani sawit dengan PKS, memenuhi kebutuhan pangan yangkompetitif dan terjangkau, dan terciptanya kemandirian atau ketahanan Pangan," kata Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani.
Terakhir, Vice President of Information Technology PT Paragon Technology and Innovation, Jo Astra mengingatkan, selain sinergi dan kolaborasi, pemanfaatan teknologi juga penting dilakukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Baca Juga: Presiden Jokowi Bersama Erick Thohir Mendorong Pembangunan Ekonomi Syariah di Aceh
"Dalam lima tahun terakhir, kami sudah menjadi yang teratas di area kosmetik dan skin care. kami sangat mengedepankan teknologi dan inovasi, bagaimana kita come up sama funcionality dari produk-produk kami yang memenuhi kebutuhan konsumen. Kami sangat optimis di 2023 denga pilar kami di Paragon yakni Process, Technology, and People mesti hand in hand," ucapnya.
Selain itu, Paragon juga terus memperkuat ekosistem digital dalam memasuki industri 4.0. "Kita sudah terlibat aktif dengan kementerian perindustrian untuk industri 4.0. Kami dalam pengadaan teknologi, itu lebih dari 80% mengadakan build, compare to buy atau borrow sehingga penguatan teknologi dan kerja sama berbagai universitas menjadi kontibusi kami terhadap nation," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement