Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jembatan Timbang Belum Siap Dukung Pelaksanaan Zero ODOL

Jembatan Timbang Belum Siap Dukung Pelaksanaan Zero ODOL Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu isu yang mengemuka dalam rapat dengar pendapat DPR RI dengan Komisi V adalah berbagai persoalan terkait jembatan timbang. Mulai dari Sumber daya manusia (SDM), sistem, pengawasan, teknologi informasi, hingga kesiapan sarana dan prasarana pendukung. Permasalahan ini telah lama menjadi keluhan sopir dan pemilik kendaraan dan pemilik barang.

Saat mengunjungi 2 Jembatan timbang di Karawang dan Purwakarta, hasilnya sama seperti apa yang selama ini dikeluhkan. Kondisi sarana dan prasarana jembatan timbang di Indonesia belum siap untuk mendukung penerapan kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL).

Baca Juga: Tinjau Progres Pembangunan IKN, Menteri Basuki Larang Truk Material ODOL Lintasi KIPP

Luas areanya yang kurang memadai tidak mungkin bisa digunakan untuk memarkir truk-truk ODOL yang jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan. Selain itu, jembatan-jembatan timbang itu juga tidak memiliki gudang yang cukup aman untuk menyimpan kelebihan muatan yang harus diturunkan di tempat ini.

Dari pantauan yang dilakukan di jembatan timbang di wilayah Purwakarta, Jawa Barat, misalnya, areanya yang sangat kecil diperkirakan hanya bisa untuk memarkir 3 truk saja. Bisa dibayangkan jika ada puluhan truk yang terjaring ODOL di jembatan timbang ini, tempatnya tidak akan bisa untuk memarkirnya.

Beda lagi dengan jembatan timbang yang ada di Karawang, Jawa Barat. Meski terlihat areanya yang lebih luas dibanding yang ada di Purwakarta, di jembatan timbang ini hanya tersedia satu gudang kecil untuk tempat penyimpanan barang. Parahnya, gudang itu digunakan untuk menyimpan semua jenis barang tanpa dilengkapi sarana dan prasarana yang bisa melindungi barang-barang yang akan disimpan di sana.

Tidak hanya itu, jembatan-jembatan timbang itu juga tidak memiliki tempat tinggal sementara bagi para sopir yang menunggu hingga dilakukan transfer muatan truk-truk mereka. Dari wawancara dengan seorang supir truk ODOL di jembatan timbang Karawang bernama Edi, dirinya sudah hampir satu minggu berada di jembatan timbang itu karena sulitnya mencari truk lain yang akan membawa kelebihan muatannya. Dia mengaku hanya tidur di musala sederhana yang ada di jembatan timbang ini.

Seorang pengemudi truk wanita asal Jawa Tengah, Ningtyas, juga mempertanyakan soal keamanan dan kenyamanan barang-barang kelebihan muatan mereka yang terpaksa harus diturunkan petugas di jembatan timbang saat diberlakukannya kebijakan Zero ODOL. Pasalnya, menurutnya, para sopir truk ini harus mempertanggungjawabkan muatan barang yang mereka bawa itu agar tetap berada dalam kondisi baik, tidak rusak, sampai kepada para penerima barang.

"Kalau ada muatan kami yang terpaksa harus diturunkan karena kelebihan muatan, itu nanti yang bertanggung jawab untuk menjamin barang-barang itu tetap aman siapa? Karena, pengemudi itu kan ada pertanggung jawaban moralnya terhadap barang-barang yang dibawa hingga sampai kepada si penerima. Apa petugas dan gudang-gudangnya sudah siap untuk itu?" ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: