Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukannya Semakin Berpengaruh Setelah Dua Periode Menjabat, Jokowi Malah Bakal Ditinggalkan Partai Politik

Bukannya Semakin Berpengaruh Setelah Dua Periode Menjabat, Jokowi Malah Bakal Ditinggalkan Partai Politik Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Spekulasi Pilpres 2024 hanya diikuti oleh seluruh jago Presiden Jokowi (all Jokowi’s men) diragukan. Pasalnya pengaruh Presiden Jokowi masih perlu diuji memasuki berakhirnya masa periode jabatan. Artinya, bukan tidak mungkin Jokowi yang nantinya ditinggal parpol-parpol.

Pengamat politik Ubedilah Badrun meragukan pengaruh Jokowi masih kuat. Alasannya yang bersangkutan bukan ketua umum parpol. Maka dia meragukan Pilpres 2024 hanya diikuti ketum-ketum parpol atau figur tertentu yang dekat dengan Jokowi.

“Pilpres 2024 nanti saya menduga tidak mungkin ‘all Jokowi's men’. Sebab dalam bulan-bulan ke depan justru pengaruh Jokowi makin memudar bahkan cenderung ditinggalkan oleh partai-partai politik,” tutur Ubed, di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

Baca Juga: 'Yang Penting Asal Bukan Anies Baswedan, karena Antitesa Jokowi'

Menurut Ubed, sebagai presiden yang hanya menyandang predikat kader parpol, terlalu berlebihan apabila Jokowi dipersepsikan memiliki pengaruh besar dalam konstelasi pilpres. Artinya, Jokowi bukan penentu permainan pada pilpres mendatang.

“Sebabnya karena Jokowi bukan pemimpin partai politik sementara penentu koalisi adalah partai politik dan oligarki,” kata dia.

Baca Juga: Tolak Mundur Capreskan Anies, NasDem Bongkar Dampak Pilpres Kalau Cuma Diikuti Orangnya Jokowi: Negara di Ambang Bahaya!

Pengamat politik Ari Nurcahyo memiliki persepsi berbeda. Kendati bukan ketum parpol, Jokowi merupakan king maker pada Pilpres 2024. Hal ini bisa dilihat dari gerakan Nasdem yang belakangan nampak tak bertenaga membentuk koalisi untuk mencapreskan Anies Baswedan.

Langkah pembentukan Koalisi Perubahan pendukung Anies yang nampak maju-mundur, dianggap indikator bahwa Nasdem atau Surya Paloh selaku ketum salah membaca permainan.

“Dia (Surya Paloh) tak menghitung Jokowi sebagai ‘king maker’. Pergerakannya tidak ‘smooth’, kata Ari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: