Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geram Jokowi Bilang Harus Impor Beras, Said Didu: Ke Mana Hasil Pembangunan yang Sudah Habiskan Triliunan?

Geram Jokowi Bilang Harus Impor Beras, Said Didu: Ke Mana Hasil Pembangunan yang Sudah Habiskan Triliunan? Kredit Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), sempat menyingguung soal impor beras yang harus dilakukan. Mendengar hal tersebut, mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, merasa geram dan ikut mengomentari pernyataan orang nomor satu di Indonesia itu. Ia mempertanyakan ke mana perginya hasil pembangunan yang telah dikerjakan.

"Bapak Presiden yang terhormat, ke mana hasil pembangunan irigasi, cetak sawah baru, food estate, irigasi, dan embung," ucap Said Didu, dikutip dari unggahan di Twitter-nya, @msaid_didu, beberapa waktu lalu.

Said Didu mengatakan, apa yang telah dibangun pemerintah tidak ada gunanya jika tetap melakukan impor beras. Terlebih jika pembangunan tersebut telah menghabiskan anggaran.

Baca Juga: GP Kritik Pernyataan Jokowi Soal Beras

"(Pembangunan) yang sudah habiskan uang rakyat rarusan trilyun," lanjutnya.

Pria kelahiran Pinrang itu lantas memberikan saran kepada Presiden Jokowi sebagai nakhoda Indonesia agar segera menambah subsidi pupuk.

"Saran saya, segera tambah subsidi pupuk dengan ambil dana dari subsidi biosolar dan subsidi motor listrik," bebernya.

Baca Juga: Pengamat Heran Jokowi Enggak Takut Langgar Undang-Undang: Dua Menterinya Rangkap Jabatan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan Indonesia tetap harus melakukan impor beras. Kabarnya, itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan beras nasional yang disebutnya tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh Bulog.

Hal itu dikatakan Jokowi saat mengecek stok dan harga bahan pokok di Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu (18/2/2023) kemarin.

"Secara nasional kita butuh, karena stoknya dari Bulog tipis. Stoknya minimal 1,2 juta ton, kemarin pada level 600 [ribu] ton, jadi mau tidak mau harus [impor]," kata Jokowi.

Jokowi menuturkan, beras impor itu juga akan disalurkan ke provinsi yang menjadi penghasil beras nasional. Jika tidak, dikhawatirkan harga beras akan melambung.

Baca Juga: Rasa Pilpres Bakal Hambar Gegara Jokowi dan Orang-orangnya, Parahnya Rakyat Bisa...

"Melihat kebutuhan, kalau stoknya di sebuah provinsi kurang ya mau tidak mau ditambah, kalau tidak harga akan naik. Pilih naik atau pilih turun," ucap Jokowi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: