Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kubu Anies Baswedan Tak Perlu Khawatir, Tetap Bisa Menang Asalkan Lakukan Strategi Ini

Kubu Anies Baswedan Tak Perlu Khawatir, Tetap Bisa Menang Asalkan Lakukan Strategi Ini Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hanya dihuni tiga partai politik (parpol) yakni, NasDem, PKS dan Demokrat terkesan Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan seperti dikeroyok.

Ya, mereka seperti dikeroyok oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dan PDI Perjuangan sehingga dianggap sedang melawan kekuatan besar. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga melihat wajar apabila koalisi lain dianggap sebagai kekuatan besar. 

Baca Juga: PDIP Buka Pintu untuk Surya Paloh Temui Megawati, Asal Jangan Bahas Soal Anies Baswedan: Kita Welcome, Tapi...

Sebab, siapa pun pasangan capres-cawapres yang diusung mereka kemungkinan orang-orang pemerintahan Jokowi. 

"Kelompok KIB, KKIR, dan PDIP yang akan mengusung capres untuk melanjutkan program Jokowi. Karena itu, siapa pun capres yang mereka usung bertujuan untuk mempertahankan status quo," kata Jamiluddin Ritonga saat dikonfirmasi, Minggu (19/2/2023). 

Menurut dia, dengan melihat fakta ini akan ada kecenderungan dua poros pengusung capres-cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti.

Rakyat yang puas dengan arah pembangunan saat ini pasti akan memilih capres dari kubu pemerintahan.

Sebaliknya, mereka yang tak puas memilih capres usungan Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS. Dalam hal ini, Anies Baswedan. 

"Karena itu, pasangan capres mana yang menang akan ditentukan perbedaan persentase pemilih yang pro status quo dan pro perubahan. Kalau lebih banyak pemilih yang pro status quo, maka yang berpeluang menang pasangan capres yang diusung KIB atau KKIR atau PDIP," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: