Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Menyesal Bukan Main: Nilai Uang Sedang dalam Bahaya, Kita Mencetak Terlalu Banyak!

Miliarder AS Menyesal Bukan Main: Nilai Uang Sedang dalam Bahaya, Kita Mencetak Terlalu Banyak! Kredit Foto: REUTERS/Brian Snyder
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inflasi telah menjadi masalah besar bagi hampir setiap negara besar selama setahun terakhir ini. Di antara inflasi yang kuat dan beban utang yang sangat besar, pendiri hedge fund terbesar di dunia, Ray Dalio membunyikan alarm.

Pasalnya, konsumen dan perusahaan sama-sama merasakan sakitnya dengan pendapatan empat kuartal sebelumnya terbukti relatif lesu. Sementara inflasi perlahan menurun, hal itu menyebabkan utang AS dan negara lain melambung tinggi.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan CNBC, Dalio mengatakan bahwa nilai mata uang sedang dalam bahaya.

Baca Juga: Sempat Memanas, Miliarder Investor Ray Dalio Minta Miliaran Dolar sebagai Uang Pensiun

"Uang seperti yang kita tahu dalam bahaya [karena] kita mencetak terlalu banyak, dan itu bukan hanya Amerika Serikat," ujarnya.

Dalio mengesampingkan Bitcoin sebagai solusi karena menurutnya Bitcoin terbukti terlalu fluktuatif, tidak terkait dengan apa pun, dan banyak industri yang lebih menarik daripada kripto.

Meskipun Bitcoin bukanlah jawaban, mata uang digital bisa jadi jawabannya.

"Saya pikir yang terbaik adalah koin terkait inflasi," kata Dalio, mencatat bahwa hal yang paling dekat di pasar dengan visinya adalah obligasi indeks terkait inflasi dalam bentuk mata uang.

Ini sangat kontras dengan narasi baru-baru ini seputar mata uang digital dan crypto. Sentimen seputar crypto dan mata uang digital lainnya kemungkinan berada pada titik terendah sepanjang masa karena keruntuhan FTX dan beberapa lainnya baru-baru ini.

Tapi Bitcoin naik sebanyak 50% sejak posisi terendah November yang berarti mungkin ada peluang di sana bagi investor karena sentimen melambung, meski jika itu tidak berfungsi sebagai mata uang.

Pasar saham yang lebih luas juga menyediakan opsi. Dua kepemilikan terbesar Bridgewater adalah Proctor & Gamble Co. dan Johnson & Johnson, yang menyumbang sekitar 8% dari total portofolionya. Dalio mencatat bahwa dia melihat biotek dan industri lainnya lebih menarik daripada Bitcoin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: