Pemerintah Harus Ubah Fokus ke Percepatan Proyek Hilirisasi Kendaraan Listrik
Peneliti Energi Terbarukan Institute for Essential Services Reform (IESR) Pintoko Aji mengatakan upaya pemerintah untuk memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam Nationally Determined Contribution (NDC) tergambar melalui total 15 juta kendaraan listrik pada 2030 dari tersedianya kebijakan fiskal dan nonfiskal.
Namun, kebijakan fiskalnya masih berfokus pada sisi permintaan, menurutnya, peluang adopsi perusahaan transportasi berbasis aplikasi dan logistik yang masif diharapkan dapat memicu berkembangnya industri kendaraan listrik di Indonesia.
“Saat ini industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir belum terintegrasi secara penuh. Beberapa proyek hilirisasi seperti produksi baterai baru akan berjalan setidaknya 2025/2026," ujar Pintoko dalam webinar, Selasa (21/2/2023).
Baca Juga: Demi Tingkatkan Minat Masyarakat, Pemerintah Mutlak Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik
Pintoko menyebut, dengan kondisi tersebut harusnya bisa membuat pemerintah mengarahkan fokus terhadap percepatan proyek hilirisasi tersebut.
"Saat ini fokus pemerintah sebaiknya diarahkan ke percepatan berjalannya proyek hilirisasi tersebut dan meyakinkan investor untuk melaksanakan komitmen investasi yang sudah banyak,” ujarnya.
Lanjutnya, terkait elektrifikasi transportasi laut dan udara, penggunaan baterai pada kapal maupun pesawat memiliki tantangan pada densitas energi baterai yang membuatnya lebih besar dan lebih berat sehingga mengurangi ruang kargo kapal maupun jatah muatan (payload) pesawat.
"Hal ini membuat elektrifikasi kendaraan udara maupun laut sementara ini praktis digunakan hanya untuk skala kecil dengan jarak tempuh yang dekat," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement