Perkuat Kerja Sama Sektor Keuangan, Indonesia Unjuk Gigi di Depan Pengusaha Korsel
Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Negara Indonesia (BNI), mempromosikan pengembangan bisnis di Indonesia kepada para pengusaha di Korea Selatan (Korsel).
Dalam kegiatan Business Forum memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel, Dubes RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto atau Sulis menyampaikan kepada para pengusaha asal Negeri Ginseng itu bahwa Pemerintah Indonesia akan terus membangun sektor jasa keuangan yang inklusif dan kuat.
Baca Juga: Indonesia di Mata Para Dubes Negara Sahabat
Sulis lalu memamerkan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan di Indonesia yang tercatat tumbuh sebesar 5,31% pada tahun lalu, peningkatan signifikan realisasi investasi asing, serta total perdagangan dengan dunia yang masing-masing mencapai 34% dan 23,7%.
"Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini menjadi landasan utama bagi perusahaan keuangan Korea untuk meyakini Indonesia sebagai tujuan ekspansi bisnis utama mereka," tutur Sulis, dalam keterangan resmi, Selasa (21/2/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar turut mempromosikan sejumlah prioritas kebijakan OJK pada tahun 2023. "Prioritas kebijakan tersebut antara lain pada ranah penguatan jasa keuangan melalui pengaturan, pengawasan, edukasi, dan perlindungan konsumen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus diupayakan dengan mengoptimalkan peran sektor keuangan," sebutnya.
Prioritas lainnya, lanjut Mahendra, ialah peningkatan layanan dan penguatan kapasitas OJK melalui percepatan proses perizinan yang terintegrasi dan peningkatan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Mahendra juga menggarisbawahi pendekatan yang dilakukan pihaknya untuk memastikan terciptanya pembiayaan yang berkelanjutan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
"Sektor regulasi keuangan harus berperan penting untuk memberikan insentif dan dukungan finansial terhadap upaya Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri hilir, seperti nikel, untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik bertenaga baterai," ujarnya.
Mahendra dan Sulis lalu menyampaikan bahwa sejumlah pengusaha asal Korsel menunjukkan perhatiannya kepada perizinan pekerja profesional asing di sektor keuangan di Indonesia.
Tak sampai di situ, mereka lalu berdiskusi dengan para pengusaha tersebut mengenai prospek produk keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan industri hilir antara lain dalam industri mobil dan sepeda motor di Indonesia.
Untuk diketahui, pertemuan bisnis ini turut dihadiri oleh sekitar 100 pemimpin dan perwakilan dari lembaga keuangan Korsel termasuk bank, perusahaan manajemen aset, perusahaan asuransi, dan sekuritas, yang mayoritas di antaranya telah beroperasi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement