Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Ada Data Valid Pengajian Sebab Stunting, NHW Soroti Framing Megawati: Jangan Cari Kambing Hitam!

Tak Ada Data Valid Pengajian Sebab Stunting, NHW Soroti Framing Megawati: Jangan Cari Kambing Hitam! Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), mendukung sikap BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) se-Indonesia, PP Muslimat NU, dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang mengkritisi pernyataan Megawati Soekarnoputri yang mengaitkan Ibu-Ibu ke pengajian dengan tingginya stunting di Indonesia.

Dia mengaku banyak menerima aspirasi Ibu-Ibu pengajian di berbagai majelis taklim yang menolak framing Megawati tersebut. Dia menilai, beberapa ormas Islam yang turut menolak pernyataan Megawati itu juga menyebut bahwa Ibu-Ibu pengajian mengetahui persis bahwa kegiatan itu merupakan kegiatan bermanfaat bagi Ibu dan anak-anak mereka.

Baca Juga: Ibu-ibu Pengajian Dinilai Tak Bisa Disalahkan Terkait Nyinyiran Megawati, Pemerintah Harusnya yang Bertanggung Jawab!

Dia menilai, pengajian ibu-ibu tidak hanya memahami ilmu agama, tapi juga mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang mengajarkan pentingnya kesehatan rohani juga kesehatan jasmani termasuk menjaga diri dan kesehatan anak. Ajaran Islam, kata dia, dengan kebersihan dan kesehatan sebagai disebut bagian dari iman

"Pentingnya keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yang pasti memerlukan hadirnya kesehatan keluarga termasuk anak-anak, hingga ayat dan hadits soal perhatian terhadap kemaslahatan diri, keluarga, dan masyarakat. Itu semua menjadi ajaran di pengajian yang bisa jadi inspirasi dan motivasi bagi para Ibu-Ibu untuk memperhatikan rumah tangga mereka, termasuk kesehatan anak-anak agar tidak terkena stunting," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Rabu (22/2/2023).

Dia menekankan bahwa selama ini juga tidak ada data resmi maupun survei valid yang terpublikasi bahwa anak-anak menjadi stunting karena ditinggal ibu aktif ke pengajian. Apalagi, tambah HNW, pengajian yang diikuti Ibu-Ibu itu bersifat fleksibel yang diperkenankan membawa anak-anak. Di sisi lain, jadwal pengajian juga tidak setiap hari dengan waktu yang berkepanjangan sehingga menelantarkan anak-anak sampai menjadi stunting.

Pengajian yang diikuti Ibu-Ibu, kata HNW, ada yang mingguan, bahkan ada yang bulanan dengan waktu yang tidak lama. Dia menuturkan, dalam pengajian, ada tawaqqufan, di mana pengajian kaum Ibu diliburkan selama dua setengah bulan dari awal Sya’ban hingga pertengahan bulan Syawal sehingga makin tidak relevan mengaitkan aktifnya Ibu-Ibu ke pengajian dengan stunting.

Dia menilai, mayoritas Ibu-Ibu Pengajian akar rumput semuanya menyampaikan penolakan atas pelabelan negatif yang disematkan Megawati. Penolakan framing atas Ibu-Ibu secara terbuka juga disampaikan oleh ormas-ormas Nasional yang mengelola pengajian dan kaum Ibu seperti Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) hingga PP Muslimat NU, bahkan juga Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

"Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila Ibu Megawati menarik pernyataannya itu, dan berlaku bijak dengan mengapresiasi kaum Ibu yang suka ke pengajian dan tetap memperhatikan kesehatan anak, serta mengajak Ibu-Ibu Pengajian untuk membantu Pemerintah menyehatkan masyarakat mengatasi masalah stunting pada anak-anak," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: