Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Laba Bersih PermataBank Tumbuh 64% jadi Rp2 Triliun di 2022

Mantap! Laba Bersih PermataBank Tumbuh 64% jadi Rp2 Triliun di 2022 Kredit Foto: Siaran Pers/PermataBank
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Permata Tbk (“PermataBank” atau “Bank”) kembali menutup tahun dengan pencapaian kinerja yang solid di tahun 2022. Walaupun dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan upaya pemulihan ekonomi Indonesia, PermataBank berhasil mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 64% Year-on-Year (YoY).  Sinergi dan dukungan berkesinambungan dari pemegang saham pengendali, Bangkok Bank PCL, mempertahankan posisi PermataBank dalam jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.

Adapun pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh sebesar 13,2% YoY didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,4% YoY. Baca Juga: Gandeng PermataBank, Astra Life Hadirkan Asuransi untuk Generasi Sandwich

Meliza M. Rusli, Direktur Utama PermataBank mengatakan, Pencapaian dalam ranah digital, penerapan teknologi blockchain, dukungan terhadap presidensi G20 melalui aktivitas B20, dan produk serta layanan yang terintegrasi memberikan dorongan bagi PermataBank untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingan PermataBank.

"Dalam 20 tahun perjalanan di kancah perbankan Indonesia, kami akan terus berkomitmen melayani nasabah dan menjadi universal bank dalam menyediakan produk dan layanan bagi berbagai segmen lintas generasi," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Selain laba bersih yang tumbuh positif, PermataBank juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 8,8% YoY menjadi sebesar Rp255,1 triliun.  Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, dukungan Bank dalam penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 8,7% YoY menjadi sebesar Rp136,3 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing sebesar 10,3% dan 12,6%. 

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat sebesar 8,8% YoY menjadi Rp 195,6 triliun, terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8% YoY sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang di tengah-tengah tren kenaikan suku bunga pasar.

"Biaya dana yang efisien akan memperkuat posisi Bank dalam menyalurkan kredit perbankan dengan suku bunga yang bersaing.  Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 58%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54%," tambahnya.

Rasio NPL gross di akhir bulan Desember 2022 terjaga pada level 3,1% membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.  Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,4% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu, dimana rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 240%. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. Sejalan dengan penurunan rasio NPL, rasio Loan at Risk (LAR) juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 14,6% di tahun 2021 menjadi 10,9% per akhir tahun 2022. Baca Juga: PermataBank Raih Empat Penghargaan Bergengsi di Ajang Marketing Excellence Awards 2022

PermataBank senantiasa menjaga dan melanjutkan perbaikan kualitas asset, meskipun Bank telah menambahkan pencadangan kerugian kredit (bersih) sebesar Rp2,4 triliun selama tahun 2022 untuk memastikan kecukupan pencadangan terkait kondisi perekonomian domestik dan global yang diperkirakan masih mengalami tantangan yang cukup signifikan di tahun 2023. Lebih lanjut, ditengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank berhasil mempertahankan rasio CIR stabil pada level sekitar 55%.

Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 34,2% dan 25,7%, dimana hal ini menjadi modal bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: