Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji, mengatakan ‘mesin Golkar; sudah berjalan di Jawa Timur, untuk memenangkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Bahkan sosialisasi yang dilakukan Golkar di Jatim, sampai ke tingkat desa. Dia mengatakan, Airlangga memiliki kelebihan sebagai Capres.
"Pak Airlangga punya kelebihan dibandingkan sosok yang saat ini beredar yaitu kapasitas teknokratis-nya di atas rata-rata. Hal itu ditunjukkan dari keberhasilan sebagai Ketua KPC PEN yang menempatkan Indonesia sebagai negara yang berhasil mengatasi dampak Corona dan pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara lain,” jelas Sarmuji.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai pernyataan Golkar Jatim cukup beralasan mengingat perkembangan dinamika politik saat ini yang sudah mulai mengerucut pada pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Jangan sampai Golkar ketinggalan kereta. Nanti dalam komposisi 2 atau 3 pasang capres-cawapres, jangan sampai tidak ada kader Golkar. Itu yang menjadi bayang-bayang Golkar sebagai partai besar," tegas Ari, Jumat (24/2).
Terbaru, PKS telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang nantinya akan diusung bersama anggota Koalisi Perubahan.
Selain itu, Ari menerangkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang mengutamakan basis politik gagasan dan ide patut untuk segera mendeklarasikan pasangan capres-cawapres. Mengingat tujuan KIB adalah untuk melanjutkan legasi Presiden Joko Widodo.
"Kalau dari awal KIB ini meneruskan legasi Pak Jokowi, dia tidak mungkin bergabung dengan Koalisi Perubahan. Itu membuat demarkasi politik yang jelas," ungkapnya.
Untuk itu, sebagai partai 3 besar, Golkar akan mempertaruhkan harga diri politiknya jika hanya menjadi penonton dalam bursa Capres-cawapres 2024. Di sisi lain, dinamika pencalonan semakin mengerucut ke pasangan capres-cawapres.
Oleh sebab itu, Ari menyarankan Golkar perlu segera menyiapkan strategi jitu untuk bursa capres-cawapres tersebut.
"Kader partai dalam posisi capres atau cawapres akan memberikan efek elektoral ke partai politik. Jangan sampai bursa capres-cawapres tidak memberikan efek elektoral pada partai," tambahnya.
Ari mengungkapkan Golkar juga harus menjadikan efek ekor jas dalam bursa Pilpres 2024 untuk memaksimalkan potensi kemenangan partai berlambang pohon beringin itu.
Pemilu 2024 tidak semata untuk mengejar kemenangan pileg, tetapi juga memperoleh keuntungan dari efek ekor jas dari pencapresan kader.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement