Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Etika Pelajar di Dunia Digital, Mencantumkan Sumber agar Terhindar dari Plagiarisme

Etika Pelajar di Dunia Digital, Mencantumkan Sumber agar Terhindar dari Plagiarisme Kredit Foto: Unsplash/Christin Hume
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen pendidikan di wilayah DKI Jakarta dan Banten sekitarnya pada Selasa (28/2/2023) dengan tema utama "Etika Pelajar di Dunia Digital". 

Sebagai seorang pelajar tentu pernah mengalami dilema dalam keadaan terpaksa cenderung mengorbankan integritas akademik dan jatuh pada ketidakjujuran akademi. Kondisi ini bukan baru terjadi sekarang ini, tapi di zaman yang serba digital segala sesuatunya terlalu mudah terlihat seperti saat menggunakan sumber tertentu tanpa mencantumkan penulis aslinya.

Baca Juga: Menjaga Identitas Digital, Kemampuan Literasi Paling Dasar

"Bisa saja informasi digunakan tanpa memberikan kredit ketika mengutipnya, tapi ini tidak etis," ungkap Dosen Komunikasi UPNVJ, Rut Rismanta Silalahi, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen pendidikan di DKI Jakarta dan Banten sekitarnya, Selasa (28/2/2023).

Sementara itu, dalam ruang lingkup etika terdapat empat komponen di dalamnya, yaitu kesadaran, tanggung jawab, identitas, dan kebajikan. Dalam konteks sebagai pelajar, individu tersebut harus sadar bahwa setiap tugas dan proses belajar pasti ada tujuannya seperti melatih memecahkan masalah hingga melatih kolaborasi dan memahami materi. Dengan begitu, layaknya tugas tersebut diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan integritas sehingga hasilnya bisa bermanfaat.

"Ada etika dan ada etiket, kalau etika berlaku untuk diri sendiri, etiket dalam berinteraksi dengan orang lain," katanya lagi. 

Di internet semua etika tersebut menjadi netiket, yaitu tata karma dalam menggunakan internet. Kuncinya menurutnya satu, yaitu menghargai pembuat konten atau penciptanya. Untuk memberikan penghargaan atau sikap respek kepada penciptanya, jika menggunakan karya, menurutnya, minimal dengan mengucapkan terima kasih atau atribut nama pemiliknya sehingga minimal sebagai pengguna memberitahu orang lain bahwa karya tersebut diambil dari orang lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: