Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu Amerika ke Ukraina: Bantuan Kami Bukan Amal, tapi Investasi

Menkeu Amerika ke Ukraina: Bantuan Kami Bukan Amal, tapi Investasi Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen melakukan perjalanan ke Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky dan para pejabat tinggi lainnya.

Yellen menjanjikan dukungan tanpa batas waktu bagi Kiev meskipun ekonomi AS sedang lesu dan utang pemerintah yang mencapai triliunan. 

Baca Juga: Enggak Pake Fafifu, Zelensky Langsung Depak Komandan Militer Senior dari Jabatannya karena...

Lawatan mendadak ke ibu kota Ukraina ini dimulai pada Senin, dengan Yellen mengatakan bahwa ia ingin menyoroti "kemitraan erat Gedung Putih dalam memberikan dukungan ekonomi dan anggaran" untuk Kiev selama pertemuannya dengan Zelensky.

"Dukungan kami bukanlah 'amal', ini adalah 'investasi dalam keamanan global dan demokrasi'," kata Yellen.

Pejabat ini menambahkan bahwa bantuan AS akan terus berlanjut "selama diperlukan" di tengah-tengah konflik dengan Rusia. 

Kunjungan Yellen dilakukan beberapa hari setelah Washington mengumumkan bantuan tambahan sebesar 12 miliar dolar AS untuk Kiev, termasuk paket senjata senilai 2 miliar dolar AS dan 10 miliar dolar AS lagi untuk mendukung biaya energi dan anggaran pemerintah Ukraina.

Yellen mengatakan pada hari Senin bahwa AS telah memberikan hampir $50 miliar dalam bentuk bantuan sejak tahun lalu, yang sebagian besar dikhususkan untuk persenjataan.

Dalam sebuah opini yang diterbitkan selama kunjungannya ke Kiev, Yellen mengakui bahwa Ukraina masih memiliki "kebutuhan ekonomi yang sangat besar yang belum terpenuhi," dengan alasan bahwa Washington harus terus "membentengi" "garis depan" Kiev untuk memungkinkan "pertahanan garis depan Ukraina yang kuat melawan Rusia."

Namun, terlepas dari dukungannya yang vokal terhadap bantuan Amerika untuk Kiev, kepala Departemen Keuangan juga mencatat masalah-masalah ekonomi di AS, mengatakan kepada CNN pada Senin bahwa inflasi masih "terlalu tinggi" dan menunjuk pada hutang besar yang dimiliki oleh pemerintah AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: