Utang Indonesia Membengkak Dinilai karena Sedang Turuti Mimpi Presiden Jokowi Soal IKN yang Tidak Realistis
Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, mengatakan utang Indonesia membengkak karena sedang menuruti mimpi Presiden Jokowi yang tidak realistis yaitu pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN).
Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menyebut, perkembangan utang pemerintah pusat di era Presiden Jokowi 2014 hingga November 2022 mengalami lonjakan hingga 189,5 persen.
Beban utang tersebut diprediksi akan menjadi tantangan yang berat bagi kepemimpinan Presiden berikutnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Setelah 8 Tahun Berkuasa, Indonesia Banyak Perubahan, Netizen: Masa Iya?
Penumpukan utang ini pun diyakininya akan mengkhawatirkan bagi keberlanjutan APBN kedepan.
Posisi utang tersebut bertambah Rp57,55 triliun jika dibandingkan dengan posisi utang pada Oktober 2022 yang sebesar Rp 7.496,7 triliun.
Said kemudian mengatakan, pembangunan IKN semata-mata hanya keinginan Presiden Jokowi dan bukan kebutuhan negara.
“Saya kalau mendengarkan Pak Jokowi, saya selalu melihat seseorang sedang menyampaikan mimpinya dan melihat bahwa beliau adalah pemimpin yang paling berani menyampaikan sesuatu keinginannya walaupun tidak realistis,” kata dia.
“Kalo kita lihat ini gak saat IKN saja, nah pada saat ingat pada saat kereta api cepat juga menyatakan akan jadi tahun sekian, tidak menggunakan APBN, kemudian akan lebih murah dari Jepang. Akhirnya malah sebaliknya kan?” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement